Maulid festival kembali digelar 6 Oktober sampai dengan 27 November 2019. Diperhelatan ke 5 ini, Laskar Maulid sebagai pemrakarsa event menggelar aneka kegiatan dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kegiatan yang diperlombakan sangat mengundang animo masyarakat, terutama dari berbagai majelis shalawat dan kajian keagamaan. Uniknya, kegiatan yang diselenggarakan melibatkan jamaah secara massif dan up to date dengan perkembangan jaman di era digital.
Majelis kami, Baiturrahman, berkesempatan mengikuti kembali acara ini. Selain Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha, acara ini merupakan kegiatan yang ditunggu oleh para warga. Nama baik kampung seolah dipertaruhkan di ajang ini. Tak ayal semua warga urun rembug menyusun strategi guna mengikuti ajang ini.
Perlombaan awal yang Kami ikuti adalah lomba antar majelis. Disini kami diminta untuk merekam penampilan team Hadroh dan membuat tulisan yang menarik untuk dibaca khalayak.
Bermodalkan perangkat ala kadarnya, kami merekam penampilan Hadroh. keseruan terjadi disini, dari mulai anggota team yang ingin eksis, sampai tangan tangan yang bengkak karena terlalu bersemangat memukul rebana. Semua itu pada akhirnya bermuara kepada keinginan mereka untuk berbuat yang terbaik.
Metode yang digunakan sebagai penentu kemenangan pun sangat kekinian, berdasarkan like terbanyak. Media Facebook yang digunakan sebagai gerbang masuk, masih mumpuni untuk menggiring warganet ke website Laskar Maulid. Suatu cara dakwah yang jitu, mengingat pengguna smartphone Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia.
Kami pun berlomba untuk share link yang diberikan panitia guna mendapatkan like terbanyak. Tidak semua warga kami memiliki smartphone, namun hal ini tidak menyurutkan semangat kami, Dari 1 ponsel yang ada, kami bergantian untuk membagikan link kepada kerabat. Kesederhanaan yang membuat kami semakin kreatif.
Keterikatan emosional dengan pengunjung website tercipta alami. Mereka menjadi peserta, penikmat sekaligus juri dalam acara ini. Laksana perlombaan balap moto GP atau F1, kami saling susul menyusul dalam perolehan like. Ditambah lagi keriuhan dari panitia yang secara kontinyu mengumumkan hasil perolehan, seperti tepukan para supporter yang menyemangati kami.
Sampai dengan 2 hari terakhir penutupan perlombaan, posisi kami belum beranjak dari urutan 3. Selisih 120 poin dengan pimpinan klasemen, seolah hal yang teramat sulit untuk dikejar, namun semangat kami tidak mengendur dan seolah tidak rela melihat 2 pimpinan klasemen tetatas saling berebut posisi pertama, apalagi selisih antara keduanya hanya tetpaut 20 poin.
Namun dihari terakhir, apa yang kami tanam, akhirnya kami tuai. Perolehan suara kami melonjak mendekati. Bahkan di 5 jam terakhir penutupan, kami memimpin dengan selisih hanya 20 poin dari peringkat kedua.
5 jam terlama dan terberat yang kami alami. Semua anggota grup berdebar menunggu hasil akhir. Kami membayangkan ada di lintasan balap dan menyalip di lap terakhir. Posisi mengejar ternyata lebih mengasyikkan daripada dikejar.
Alhamdulillah, pada akhirnya kami keluar sebagai pemenang, dengan selisih 50 poin. Kebanggaan yang kami rasakan mungkin dianggap berlebihan jika melihat dari lomba yang kami ikuti. Namun kerja keras, kerja sama tim dan semangat berjuang yang kami rasakan, adalah diatas segalanya.
Bahwa kata kata bijak, jangan pernah menyerah dalam hidup meskipun dengan keterbatasan yang kita miliki, seolah menjadi petuah yang tepat bagi kami.
Semoga semangat ini tetap terpelihara sampai perlombaan berikut yang kami ikuti, Gerakan 10 Juta Shalawat. Suatu ajang prestis, sebagai kado terindah untuk Rasulullah SAW.
0 Comments