Logo Muhammad

Pengetahuan Adab dan Peradaban Islam

Dalam peradaban kita sehari hari tidak luput kita sebagai Manusia yang selalu berbaur saling menghormati, menghargai, mencintai serta menyayangi terhadap sesama, apalagi kita sesama Muslim seperti halnya panutan agama kita sebagai agama Rahmatan Lil 'alamin. Terlepas dari itu pula kita pun hidup berdampingan dengan berbagai penganut agama lain yaitu peradaban antar umat beragama agar kita selalu memberi cinta kasih terhadap sesama. https://www.youtube.com/watch?v=IAobOORzxeQ Pembahasan ini tentang pentingnya masalah ucapan kata. Sebab ucapan kata adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia sehari hari. Oleh sebab itu kita di dunia ini tidak pernah sepi dari aktifitas berbicara. Adanya aktifitas bicara membuat suatu kejadian tentang Ilmu pengetahuan yang bisa diajarkan dan nilai nilai kebenaran atau kebiasaan kita dan di sebarluaskan. Namun dalam berbicara pun dapat menimbulkan keburukan dan kebaikan atau bahkan muncul Kemungkaran serta kesombongan yang bisa ditujukan untuk permusuhan antar sesama manusia yang terjadi di kehidupan dunia ini. Para pemuda khususnya kawan kawan yang hadir di majelis mushola Baiturrahman ini adalah aset bangsa yang tidak ternilai harganya. Kemajuan suatu bangsa dan Negara itu tentunya tergantung dari bagaimana pemudanya bertindak. Dalam Islam, pemuda memiliki peranan penting yaitu mempelajari dan mengetahui ilmu ADAB / PERADABAN dalam menjalankan dan mengaplikasikan kehidupan sehari hari tentunya peradaban yang  baik sesuai dengan ajaran  agama Islam. Namun seiring berjalannya waktu, hampir sebagian besar kata pemuda identik dengan pemabuk, pencuri, pembegal dan masih banyak lainnya yang bisa kita lihat di wilayah sekitar kita. khususnya kita yang slama ini kurang dalam belajar Peradaban. Oleh karena itu mari kita bersama sama melatih diri kita belajar akan pentingnya Arti daripada Peradaban supaya perilaku kita akan baik dan di jauhkan dari bahaya kehidupan yang mengintai dan merusak pikiran dan hati kita dalam berhubungan dalam lingkungan. Disetiap kali selalu pemuda yang menjadi sorotan, tapi ternyata di balik image pemuda yang serba salah dan amburadul, ternyata Allah memberikan keistimewaan yang begitu besar kepada para pemuda yakni usia, kesempatan belajar, energi, dan idealisme. Itu semua milik pemuda. Bahkan tak hanya itu, Allah SWT memberikan kekuatan intelektual, ingatan dan analisa yang tajam. Apakah kita para pemuda merasakan  keistimewaan tersebut? ..... Jawabnya blum tentu. Kenapa...? Sebab di jaman era digital dan era Globalisasi ini yang semua serba instan dan terbyata pembelajaran tentang ilmu PERADABAN dalam lingkungan kurang dipahami yang akibatnya timbul rasa keangkuhan dan kesombongan pribadinya karena banyak pemuda yang merasa paling pandai dan paling pintar. Oleh karena itu kita yang termasuk dalam minimnya pembelajaran tentang PERADABAN hidup agar kita tingkatkan lagi untuk modal kita di kehidupan yang akan datang supqya kita menjadi pemuda masa depan bangsa yang mampu menjadi pengokoh persatuan Bangsa dan Negara ini. Coba kita lihat beberapa tokoh ini, seperti Salman  Al-Farisi. Dia adalah seorang pencetus ide pembuatan parit untuk menghadang puluhan ribu musuh yang tak sebanding jumlahnya dengan kaum muslimin pada waktu itu. Selain itu, ada Khalid bin Walid. Ia adalah seorang panglima yang sangat cerdas dalam mengatur strategi dalam peperangan sehingga ia terkenal sebagai sosok pemuda yang tak pernah kalah dalam berperang walaupun umurnya masih sangat balia namun semangat kepemudaannya selalu ia kobarkan. Selain itu, sebagian dari para tokoh penting kemajuan islam yang memiliki semangat juang tinggi yakni Ali bin Abi Thalib, Muhammad Al- Fatih dan Usamah bin Zaid. Ali bin Abi Talib adalah pemuda yang selalu menemani dan melindungi  Rasulullah sedangkan Muhammad Al-Fatih adalaah seorang panglima perang pasukan muslim untuk mengalahkan satu imperium yang telah berdiri kokoh selama 11 abad yaitu Byzantium. Selain itu, ada Usamah bin zaid yakni pemuda yang dipercayai oleh Rasulullah dalam usia 18 tahun kemudian dilanjutkan dengan Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq. Ali bin Abi Thalib, Muhammad Al- Fatih, dan Usamah bin Zaid adalah tiga pemuda Islam yang mempunyai kesaamaan. Pertama, mereka memiliki pemahaman yang baik tentang islam dan menjadikan pemahaman tersebut sebagai pedoman dalam hidupnya. Kedua, rasa cinta terhadap islam dan kemampuan dalam menyebarkan dakwah islam sangat tinggi. Ketiga, mereka adalah pemuda yang telah megikuti peperangan dalam usia muda. Di dalam Al-Qur’an, banyak sekali ayat yang menceritakan tentang pemuda, misalnya kisah para sahabat Rasulullah. Dari berbagai kisah dan penjelasan tersebut, dapat kita pahami bahwa Al- Qur’an selalu menempatkan pemuda pada makna yang positif. Seperti firman Allah dalam surah Ar-Rum berikut: “Dialah Allah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah ( kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.” (Ar-Rum [ 30] : 54) Maksud ayat tersebut ialah: masa keadaan lemah manusia yang pertama adalah ketika masih kecil, lalu kuat ketika ia sudah dewasa atau muda, dan ia akan lemah kembali ketika ia memasuki masa tua atau sudah beruban. Allah ingin menunjukkan bahwa pemuda memiliki kekuatan, dan pemuda merupakan kekuatan diantara dua kelemahan. Dan dari kekuatan itu, ada harapan besar bahwa peradaban Islam bisa bangkit pada masa jayanya. Kisah pemuda juga dijelaskan dalam surah Al-Kahfi. Alkisah, yakni terdapat bebrapa pemuda yang hidup di masa pemimpinnya seorang yang zalim. Para pemuda kemudian menentang pemimpinnya dan melarikan diri hingga masuk ke dalam gua dan menetap di sana. Lalu apa yang terjadi? Allah menidurkan para pemuda Ashabul Kahfi dalam gua dan membangunkannya setelah masa kepemimpinan jatuh pada orang beriman. Allah memujinya karena keteguhan aqidahnya. Seperti firman Allah  dalam surah Al- Kahfi ([18 ] : 13) yakni “ sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka. ” Dalam ayat tersebut ada tiga kata kunci yang kita temukan, yakni: pemuda, iman, dan petunjuk. Lalu bagaimana dengan pemuda masa kini?  Apakah semangatnya dalam beriman dan membangkitkan peradaban Islam selalu mereka kobarkan? Ternyata pemuda masa kini mulai menjauh dari nilai-nilai keislaman. Pemahaman yang bersumber dari pemikiran manusiawi telah meracuni mereka. Pemahaman barat yang merasuk dalam pemikiran mereka dan menggerakkan jasmaninya untuk melakukan kemunkaran. Gejala ini mewabah kesemua kalangan umat Islam yang ada di dunia. Contohnya, sekarang ini banyak sekali budaya barat yang masuk ke dalam Islam dan akibatnya banyak di antara umat Islam yang mengikuti gaya barat tersebut baik dalam berpakaian maupun dalm bertingkah laku. Pergaulan dan lingkungan inilah yang membuat mereka seolah-olah tak mempunyai nilai keislaman. Lingkungan merupakan pengaruh yang sangat berbahaya, lingkungan tidak akan bisa membohongi karakter seseorang. Lingkungan menentukan ke mana arah yang akan dituju, apakah ke arah yang benar atau salah. Kuncinya ialah tetap meningkatkan iman karena seburuk apapun lingkungan kita, tetapi iman kita kuat, kita tidak akan pernah terpengaruh oleh budaya manapun yang masuk. Sekarang ini, jarang sekali kita melihat masjid-masjid atau mushola-mushola di lingkungan kita terisi penuh oleh anak-anak maupun pemuda yang akan membaca Al- Qur’an. Anehnya, ketika sudah adzan magrib, mereka masih asyik nongkrong di jalanan. Mereka seakan-akan tak peduli dengan panggilan Allah SWT. Yang demikian itulah yang kita harus saling mengingatkan dan mengajak untuk menghargai waktu, Peradaban Islam akan bangkit apabila masjid-masjid dan majelis ilmu dipenuhi oleh pemuda. Selain itu, saya menyampaikan betapa pentingnya peran pemuda bagi perjuangan kebangkitan islam. Saya  mengungkapkan bahwa pemuda adalah pilar kebangkitan Peradaban yang mempunyai tanggung jawab, kewajiban, dan amanah untuk membina umat. Untuk mengemban tersebut, mari kita jelaskan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pemuda. Beberapa di antaranya ialah: - Pemikiran panjang, - Banyak beramal, - Bijak dalam menentukan sikap, - Maju untuk menjadi penyelamat, dan - Mampu untuk menunaikan hak-hak umat. Modal dasar yang harus dimiliki pemuda yang beradab menurut saya adalah: - Iman, - Ikhlas, - Semangat dan - Amal kebajikan. Selain itu, dari beberapa kisah lampau pemuda pejuang Islam masa lampau tersebut, begitu pula diharapkan untuk para pemuda masa kini untuk terus belajar ilmu tentang Peradaban Islam dan berjuang untuk terus memajukan peradaban Islam guna untuk menjadi pemimpin dunia yang relijius. Bagi seluruh pemuda dan pemudi atau Mukminin dan Mukminat yang ingin memiliki Akhlak yang Mulia, mereka akan selalu berusaha memperhatikan dan menerapkan ADAB atau PERADABAN dalam bertutur kata atau berbicara. Sebab ADAB seseorang itulah yang akan  menjadi nilai tolak ukur Keimanan seseorang. Maka oleh sebab itu mari kita bertutur kata atau berbicaralah yang baik supaya akan membawa kebaikan seseorang pula. Dalam Pribahasa sering kita mendengar dan pepatah orang tua menyampaikan "Tanam kebaikan pasti akan memetik kebaikan begitupun sebaliknya tanam keburukan pasti akan mendapat keburukan hidup pula". Perilaku baik kita terhadap seseorang adalah cermin bahwa kita memiliki ADAB. Maka itu Allah SWT melalui para UtusanNya yaitu Baginda Nabi Muhammad Rosullallah SAW mengajarkan kepada kita sebagai umat Beliau tentang hal Peradaban sebab Rosulallah SAW adalah manusia Istimewa yang menjadi Contoh Yang Baik dan Mulia. Allah SWT berfirman : "Dan katakanlah kepada Hamba-hambaKu hendaklah berucap perkataan yang baik baik (benar) sesungguhnya syetan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka dan sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagi manusia" Q.S. Al Isra (17:53). Dan barang siapa beriman kepada Allah SWT dan hari Akhir, hendaklah ia berkata dengan ucapan yang baik atau lebih baik diam. (H.R. Buhari Muslim) Sesungguhnya banyak dan kebanyakan dosa dari anak dan cucu Adam berada pada lidahnya. Allah SWT berfirman : Allah tidak menyukai ucapan yang buruk dengan terang, kecuali oleh orang yang di aniaya. Allah maha mendengar lagi mengetahui. Q.S. Annisa (4:148) Seseorang yang mampu menjaga lisannya sehingga tidak berkata hal hal yang tidak baik yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT dan RosulNya akan memperoleh keutamaan yang sangat besar dan sangat penting untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Oleh sebab itu pentingnya Adab Peradaban diantara kita sesama manusia selayaknya kita belajar sejak dini mungkin untuk berucap kata yang baik sehingga kita dapat mengaplikasikan dalam perilaku kita di kehidupan dunia ini. Marilah kita jadikan ucapan yg baik dan bijak untuk modal kita dalam menghadapi kehidupan ini untuk saling menghargai dan saling menjunjung tinggi nilai peradaban agar terciptanya kebaikan hidup kita, menjaga hati dgn tutur kata yg baik serta belajar menghargai orang lain sebelum orang lain akan menghargai kita. Intinya adalah pengendalian diri supaya setiap perilaku kita disesuaikan dengan hati dan pikiran yang jernih sehingga perilaku kita dalam kehidupan beragama dan antar umat ber agama saling menghargai dan selalu berjiwa besar dalam menghadapi segala hal. (Toleransi) Demikian sedikit pembahasan ilmu tentang Pentingnya PERADABAN yang saya sampaikan sebagai pengalaman dan pembelajaran hidup untuk kebaikan, setidaknya sebagai pengingat pribadi saya untuk belajar dan mengajarkan perilaku kita agar selalu diberikan kabaikan hidup di dunia dan akhirat kelak. “Barangsiapa yang pergi ke masjid, tidaklah diinginkannya (untuk pergi ke masjid) kecuali untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarkan kebaikan. Maka baginya pahala seperti orang yang melakukan haji dengan sempurna.” (HR.As-Suyuthi). Dengan demikian kita bisa belajar untuk saling menghormati dan menghargai kepada sesama. Harapan saya pribadi dengan adanya kegiatan rutinitas Taqlim di mushola Baiturrahman MPL 1 ini dapat menjadi wadah untuk saling belajar mengenal PERADABAN terhadap sesama. Salam damai nan sejahtera bagi para jamaah yang senantiasa meluangkan sedikit waktunya untuk bermujahadah bersama di majelis Ilmu ini sehingga kita selalu menjaga hati dan menjaga Tali silaturahmi yg baik. Akhirul kalam wabillahi taufik wal hidayah Wassalamualaikum warahmatullah hi wabarokatu.

Bagikan :

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Close
Close