Sahabat…
Tidak sedikit dari kita yang kurang bersyukur atas nikmat yang Allah SWT karuniakan kepada kita. Salah satu penyebabnya adalah “ dalam hal dunia kita memandang orang yang lebih tinggi dari pada kita”. Mereka yang lebih kaya, mereka yang lebih sukses, bahkan iri kepada orang kafir yang hidupnya bergelimang harta. Tidak sedikit pula, saudara yang ingin terlihat kaya memiliki rumah dengan cara riba, membeli kendaraan dengan cara riba padahal jelas jelas allah SWT dan rasul SAW melarang riba. Sesuai dengan Firman Allah SWT dibawah ini.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(QS : Ibrahim :7)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَأْكُلُواْ الرِّبَا أَضْعَافاً مُّضَاعَفَةً وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ . وَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.”
(Qs. Ali Imron [3]: 130)
Rasullah SAW berharap hidup miskin dan di giring di akhirat bersama para fakir miskin, beliau SAW pernah berdoa:
“ Ya Allah, hidupkan aku sebagai orang miskin, matikan aku aku sebagai orang miskin dan giringlah aku pada hari kiamat bersama kelompoknya orang orang miskin.”
(HR. Attirmizdzi: 2352 dan yang lainnya)
Mayoritas penduduk Syurga adalah hidupnya miskin di dunia sebagaimana sabda Nabi SAW :
“ Aku berdiri di depan pintu syurga, maka (kulihat) mayoritas orang yang memasukinya adalah orang miskin.”
(HR. Bukhori: 6547, Muslim : 2736)
Sungguh mulia fakir miskin dalam pandangan islam. Sahabat…., semoga kita bersyukur hidup didunia ini dalam keadaan apapun, dan bisa memamfaatkan kehidupan ini untuk mengumpulkan bekal akhirat dengan sebaik baiknya. Aminn
Firman Allah SWT:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“ Carilah bekal dan sebaik baiknya bekal adalah ketaqwaaan”
(QS: Al baqarah : 197)
يَا بَنِي آَدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآَتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (QS. Al-A’raf: 26)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan bahwa pakaian itu ada dua macam, yaitu pakaian lahiriyah dan pakaian batin. Pakaian lahiriyah yaitu yang menutupi aurat dan ini sifatnya primer. Termasuk pakaian lahir juga adalah pakaian perhiasan yang disebut dalam ayat di atas dengan riisya’ yang berarti perhiasan atau penyempurna.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata, “Bekal yang sebenarnya yang tetap mesti ada di dunia dan di akhirat adalah bekal takwa, ini adalah bekal yang mesti dibawa untuk negeri akhirat yang kekal abadi. Bekal ini dibutuhkan untuk kehidupan sempurna yang penuh kelezatan di akhirat dan negeri yang kekal abadi selamanya. Siapa saja yang meninggalkan bekal ini, perjalanannya akan terputus dan akan mendapatkan berbagai kesulitan, bahkan ia tak bisa sampai pada negeri orang yang bertakwa (yaitu Syurga). Inilah pujian bagi yang bertakwa.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hlm. 92)
Al-Qasimi berkata, “Persiapkanlah ketakwaan untuk hari kiamat (yaumul ma’ad). Karena sudah jadi kepastian bahwa orang yang bersafar di dunia mesti memiliki bekal. Musafir tersebut membutuhkan makan, minum dan kendaraan. Sama halnya dengan safar dunia menuju akhirat juga butuh bekal. Bekalnya adalah dengan ketakwaan pada Allah, amal taat dan menjauhi berbagai larangan Allah. Bekal ini tentu lebih utama dari bekal saat safar di dunia. Bekal dunia tadi hanya memenuhi keinginan jiwa dan nafsu syahwat. Sedangkan bekal akhirat (takwa) akan mengantarkan pada kehidupan abadi di akhirat.” (Mahasin At-Ta’wil, 3: 153. Dinukil dari Kunuz Riyadh Ash-Shalihin, 10: 125)
Takwa terulang dalam Alquran sebanyak 259 kali dengan makna yang cukup beragam, di antaranya: memelihara, menghindari, menjauhi, menutupi, dan menyembunyikan.
1.Takut kepada Allah dan pengakuan superioritas Allah. Hal ini seperti kalam-Nya yang artinya, “Dan hanya kepada-Ku lah kamu harus bertakwa. (Al-Baqarah: 41)
2.Bermakna taat dan beribadah, sebagaimana kalamnya yang berarti, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah denan sebenar-benar takwa.” (Ali-Imran: 102)
Ibnu Abbas berkata, “Taatlah kepada Allah dengan sebenar-benar ketaatan.”
Mujahid berkata “Takwa kepada Allah artinya, Allah harus ditaati dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak dikufuri.”
3.Dengan makna pembersihan hati dari noda dan dosa. Maka inilah hakikat dari makna takwa, seain pertama dan kedua. Sebagaimana termaktub dalam firman-Nya; “Dan barangsapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah dan bertakwa, maka itulah orang-orang yang beruntung.” (An-Nur: 52)
Ibnu Qayyim berkata, “Hakikat takwa adalah menaati Allah atas dasar iman dan ihtisab, baik terhadap perkara yang diperintahkan atau pun perkara yang dilarang. Oleh karena itu, seseorang melakukan perintah itu karena imannya, yang diperintahkan-Nya disertai dengan pembenaran terhadap janji-jani-Nya. Dengan imannya itu pula, ia meninggalkan yang dilarang Allah dan takut terhadap ancaman-Nya
Ketaqwaaan adalah melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan, dengan apa apa yang di perintahkan oleh Allah SWT dan Rasullah SAW. Semoga kita menjadi hamba hamba yang bersyukur.
Keutamaan menunjukan kebaikan:
Dari Ibnu Mas’ud RA bahwa Rasullah SAW bersabda
“ Barangsiapa menunjukan (seseorang) kepada kebaikannya, ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang melakukannya”
(HR.Muslim)
Sumber (Bulughul Maram No.1494)
Para Sahabat yang budiman…
“Syurga itu Mahal akan tetapi orang miskin tetap mampu membelinya, karena harganya bukan pada harta melainkan Taqwa”
Semoga bermamfaat….Amin Ya robbal Alaamin.
Bulughul Maram No.1494
Renungan Dahsyat untuk Muslimah. Nur Silaturohmah. Ziyad:Surakarta. 2015
https://www.islampos.com/pengertian-takwa-dan-tiga-maknanya-di-dalam-alquran-119425/
0 Comments