Logo Muhammad

Ramadhan Bulan Jihad Sarana Bersihkan Hati Raih Maqam Rohani

Ramadhan dikenal sebagai bulan jihad. Jihad bukan hanya berarti memerangi orang kafir demi menegakkan syariat-syariat Islam. Menyambut bulan puasa tahun ini marilah kita mengenal apa itu jihad dan bagaimana hubungan antara diturunkannya perintah puasa dan jihad dari Allah SWT. Hubungan Ramadhan Sebagai Bulan Puasa dan Jihad Perintah berpuasa dan berjihad diturunkan Allah SWT di tahun yang sama, yakni tahun kedua Hijriah. Perintah puasa diturunkan Allah untuk yang pertama kalinya sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Baqarah ayat 183. Menyusul kemudian turunlah wahyu Allah QS Al -Baqarah ayat 190 untuk memerangi segala bentuk kemusyrikan Pada saat itu Baginda Rosul sedang menghadapi perang Badar, yakni perang melawan kemusyrikan yang dialami untuk yang pertama kali. Atas izin-Nya, pasukan perang Islam berhasil mengalahkan kaum kafir yang jumlahnya lebih banyak. Ibadah, Puasa Ramadhan, dan Jihad di Era Terkini Puasa dan jihad sudah pasti berkaitan. Keduanya berisi peperangan. Jika dengan berpuasa kita akan berperang menghadapi kejahatan metafisik yaitu hawa nafsu dan penyakit hati yang tumbuh dari dalam diri kita, maka lain halnya dengan jihad. Jihad dalam bulan Ramadhan mengandung arti berperang melawan kejahatan fisik atau orang musyrik dan tampak berwujud yang berasal dari luar. Bulan Ramadhan merupakan kesempatan bagi umat muslim berlomba-lomba mendapatkan peningkatan spiritual dan pangkat derajat rohaniah qolbiyah. Keduanya dapat diperoleh dengan melakukan berbagai perbuatan baik di bulan penuh ampunan tersebut. Adapun jihad yang dilakukan seorang mukmin saat berpuasa di bulan Ramadhan adalah berjuang melawan rasa lapar, haus, amarah, dan syahwat di siang hari serta melaksanakan sholat tarawih pada malam harinya. Allah SWT akan memberi pahala penuh tanpa perhitungan apabila seorang mukmin bersabar menjalankan amalan-amalan tersebut dan kemudian menunaikan haknya. Hal tersebut disampaikan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah. Sejatinya, Allah hanya akan menanyakan seberapa kekhusyukan hati seseorang dalam menunaikan ibadah sehingga bisa mencapai apa itu puncak kebenaran. Sebagai muslim sejati kita harus mengetahui bahwa hakikat kebenaran itu adalah Allah SWT sendiri, di mana kita akan memperolehnya dengan menghilangkan hawa nafsu. Mulai sekarang marilah kita mengendalikan hawa nafsu, jangan sampai kita disetir oleh hawa nafsu. Ramadhan bulan jihad mengajarkan kepada kita bagaimana agar senantiasa mampu menjauhkan diri dari godaan syetan sehingga kita dapat meraih maqam rohani. Jadi, bersihkan hati dan pikiran untuk menyambut bulan penuh berkah di Ramadhan kali ini.

Bagikan :

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Close
Close