Shalat sunat ini boleh dilakukan berjama’ah atau munfarid. Shalat Hadiyaatul atau Lita-nisil qabri/unsi adalah shalat sunat untuk melapangkan, menyenangkan atau menggembirakan orang yang baru meninggal dunia.
Diriwayatkan bahwa pada malam pertama jenazah dikebumikan, sesungguhnya keadaan di dalam kubur itu sangat menakutkan dan mengerikan. Demikian pula yang mendatangi mayat itu. Karena itu, untuk menolongnya dianjurkan kepada keluarga yang baru meninggal agar melaksanaka shalat Hidayyatul atau Lisa-nisi qabri/unsi bagi yang meninggal., agar mereka dapat nikmat kubur. Semoga ia di alam kuburnya mendapatkan pengampunan Allah, mendapatkan rahmat Allah, dikaruniakan kebaikan, dan kebahagian yang menggembirakan (dilapangkan kuburanya).
Mendo’akan orang yang meninggal dunia menurut ajaran Islam adalah soal ibadah atau ubudiah, soal ritual, yang peraturanya ditetapkan oleh Allah dan Rasul Nya.
Dalilnya sabda Rasulullah Saw:
لَا يَأْ تِى عَلَى الْمَيِّتِ اَشِدُّ مِنَ الَّيْـلَةِ الْاُ وْ لٰى فَا رْ حَمُوْا مَوْ تَكُمْ بِا لصًّدَ قَةِ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُصَلِّ رَكْعَـتَيْنِ .
Artinya: “Tidak akan sampai kepada mayat yang lebih berat (ditakuti), daripada malam pertama. Maka kasihanilah olehmu mayat itu dengan memberikan Hadiyyah (tahlil) atau dengan shalat dua raka’at”.
Waktunya:
Malam pertama setelah mayat dikebumikan (ba’da shalat fardlu Maghrib).
Banyaknya:
Dua raka’at
Niat shalat Hadiyyah:
اُصَلِّى سُنَّة الْهَدِ يَّةِ رَكْعَتَيْنِ الِلهِ تَعَا لٰى اللهُ أَكْبَرْ .
Ushalli sunnatal hadiyyati rak’ataini lillaahi ta’aala. Allaahu Akbar
Artinya: Aku niat shalat Hadiyyah dua raka’at karena Allah ta’aala. Allahu Akbar.
Niat shalat Lita-nisil qabri:
اُصَلِّى سُنَّة لِلتَّأْ نِيْسِ الْقَبْرِ رَكْعَتَيْنِ الِلهِ تَعَا لٰى اللهُ أَكْبَرْ .
Ushalli sunnatan litta’ niisil qabri rak’ataini lillaahi ta’aala. Allaahu Akbar
Artinya: Aku niat shalat Lita-nisil qabri dua raka’at karena Allah ta’aala. Allahu Akbar.
Surat yang dibaca:
Tiap raka’at ba’da Fatihah : Al-Ikhlas 11 kali dan Al-Qadr 3 kali atau Al-Kautsar 7 kali (tiap raka’at)
Do’a setelah shalat:
اَللَّهُمَّ إِنِّي صَلَّيتُ هٰذِهِ الصَّلَاةَ وَ اَنْتَ وَتَعْلَمُ مآ اُرِيْـدُ وَابْعَثْ ثَوَابَهَا اِلٰى قَبْرِهٖ خُصُوْ صًا ..... بِنْ ..... اَ بِيْبنَا وَاُمِنَا وَجَدَّ ثِنَا وَذُ رِّ يّٰتِنَا وَ لَإِ خْوَانِنَا وَاَتُوْ بُ اِلَيْهِ وَالْحَمْدُ للهِ بِّ الْعَا لَمِيْنَ
Allahumma innii shallaitu haadzihish shalaata wa anta ta’lamu maa uriidu, wab ‘ats tsawaabahaa ilaa qadrihi khushuushan ..... bi .....(sebut namanya). Albiinaa wa ummiinaa wajaddi jaddaatinaa wa dzurriyyaatinaawa li ikhwaaninaa wa atuubu ilaiih. Wal-hamdu lillaahi rabbil ‘aalamin.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku shalat dengan shalat ini, Engkau Maha mengetahui apa yang aku kehendaki, dan sampaikanlah pahala ini ke kubur (sebut namanya), Bapak ku, Ibu ku, Kakek, Nenek ku, Anak, Cucu ku, Keturunanku/saudara ku dan aku bertobat pada Mu ya Allah. Dan segala puji bagi Mu ya Allah Tuhan semesta alam”.
Maka Allah Swt menyuruh seribu malaikat ke kuburan orang tadi. Tiap malaikat membawa cahaya dan Hadiyyah-hadiyyah dan terus menghibur mayat tadi sampai hari kiamat. (Al-Hadits)
Do’a ziarah atau melihat kubur:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ يَآ اَهْلَ الْقُبُوْرِ يَغْفِرُ اللهُ لَنَا وَ لَكُمْ .
Assalamu’alaikum yaa ahlal qubuur, yaghfirullaha lanaa walakum
Artinya: “Salam bagimu wahai ahli kubur, semoga Allah mengampuni kami dan kamu sekalian”.
Nabi Muhammad Saw berwasiat kepad Sayyina Ali r.a : “Hai Ali! Bersedekahlah untuk orang-orang yang telah mati, sebab Allah Swt telah menyediakan malaikat untuk menyampaikan sedekah orang-orang yang hidup terhadap orang yang telah mati.
Bergembiralah mereka melebihi dari kegembiraan ketika di dunia, dan mereka berdo’a “Ya Allah, ampunkan bagi orang yang telah menerangi kubur kami dan sampaikanlah berita padanya bahwa ia akan masuk surga sebagaimana ia telah menggembirakan kami”. (Al-Hadits)
Seorang janda yang baru saja ditinggal mati oleh suaminya, menghadap Nabi Saw: “Wahai Nabi, saya sangat mencintai suami saya yang baru saja meninggal, sedangkan saya tidak mempunyai apa-apa kecuali fakirnya”, jawab Nabi Saw:
وَقَا لَ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: تَصَدَّ قُوْا وَلَوْ بِشُرْ بَةِ الْمَا ءِ .
Artinya: “Dan Rasulullah Saw bersabda: bershadaqohlah kamu walau hanya dengan seteguk air minum”. (H.R Bukhari)
Firman Allah Swt:
Hai orang-orang mukmin! Janganlah saling mengejek dengan yang lain, sebab siapa tahu yang diejek itu lebih baik dari yang mengejek. (Al-Qur’an)
***
Fadilah Bulan Rabiul Awal: Keutamaan dan Makna dalam Tradisi Islam
Bulan Rabiul Awal adalah bulan yang penuh berkah dan makna bagi umat Islam. Salah satu alasan utama adalah karena...
0 Comments