Logo Muhammad

SHALAT SUNAT ISTIKHARAH

Shalat sunat Istikharah termasuk kedalam shalat sunat yang tidak disunatkan berjama’ah. Shalat ini adalah shalat sunat untuk memohon kepada Allah Swt, ketentuan pilihan yang lebih baik diantara dua hal atau lebih yang belum dapat ditentukan, baik buruknya. Kita memohon penetapan (petunjuk) Allah Swt, pilihan yang terbaik. Apabila seseorang berhajat dan bercita-cita akan mengerjakan sesuatu maksud, sedang ia ragu-ragu dalam pekerjaan atau maksud itu, apakah sebaiknya dilakukan terus atau tidak? Disunatkan shalat Istikharah dua raka’at. Perlu diperhatikan bahwa shalat Istikharah bukan berarti mencari mimpi, yakni sesudah shalat Istikharah kemudian tidur untuk mendapatkan mimpi yabg memberikan alamat tentang maksud hajat itu. Shalat Istikharah ialah mencari kebaukan. Artinya, kalau kita mempunyai hajat itu dilaksanakan agar kitan memperoleh barokah. Berkata Imam Al-Ghazali: “Di kala kita bimbang atau ragu dalam melakukan sesuatu hal, mana yang lebih baik untuk dikerjakan dan mana yang tidak baik, sedangkan keadaan mendesak tetapi keputusan tidak diperoleh juga, maka lakukan shalat sunat Istikharah!”,
  • Insyaa Allah jalan yang gelap akan menjadi terang
  • Akan terbuka jalan menuju cita-cita
  • Pasti Allah akan memberikan futuh dan taufik Nya
  • Tidak ada kecewa bagi orang yang melaksanakan shalat Istikkharah
  • Lakukan shalat Istikharah berulang-ulang
  Waktunya: Kapan saja, siang atau malam. Adapun yang ke awrid kalau siang sewaktu dengan Isyroq dan kalau malam ba’da Maghrib. Tapi sangat diutamakan dilakukan pada waktu malam, sewaktu dengan shalat Tahajjud.   Banyaknya: Dua raka’at   Niatnya: اُصَلِّى سُنَّة تَحِيَّةُ الْإِ سْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ الِلهِ تَعَا لٰى اللهُ أَكْبَرْ . Ushalli sunnatal istikhaaroti rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Allahu Akbar Artinya: Aku niat shalat sunat Istikharah dua raka’at karena Allah ta’aalaa. Allahu Akbar.   Surat yang dibaca: Raka’at awal  ba’da Fatihah             : Al-Kafirun Raka’at kedua ba’da Fatihah           : Al-Ikhlas   Do’a sehabis dhalat Istikharah: اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَاَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَاَسْئَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَاِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَآاَقْدِرُ وَ تَعْلَمُ وَلَآ اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ . وَ صَلِّ اللهِ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهٖ وَاَصْحَابِهٖ وَسَلَّمَّ  وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . Allahumma innii astakhiiruka bi’ilmika, wa-qataqdiruka biqadrituka, wa as-aluka min fadh likal ‘adziim. Da-innaka taqdiru walaa aqdiru, wata’lamu walaa a’lamu wa anta ‘allamul ghuyuub. Washallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa-aalihi wa ash-haabihi wasallam, walhamu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta petunjuk yang baik dengan pengetahuan Mu, aku meminta agar diberi kekuatan dengan kekuatan Mu, aku meminta kemurahan Mu yang luas, karena sesungguhnya Engkau kuasa, aku tidak mempunyai kekuasaan: Engkau mengetahui, sedangkan aku tidak mengetahui dan Engkau yang amat mengetahui yang gaib-gaib dan semoga keselamatan dan kesejahteraan senantiasa tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw, dan keluarganya dan sahabat-sahabatnya dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. (H.R Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Bagikan :

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Close
Close