Laskar Maulid kembali menggelar sebuah kegiatan yang dinamakan Gerakan 10 Juta Sholawat, masih dalam rangkaian kegiatan Maulid Festival. Event yang diselenggarakan satu bulan penuh, 26 Oktober sampai dengan 26 November ini, melibatkan 12 Majelis dzikir dengan total 628 Jamaah.
Event yang memasuki tahun kelima penyelenggaraan ini, masih memperlombakan antar majelis dengan jumlah dzikir terbanyak. Selain itu dipelombakan pula untuk kategori perseorangan.
Dengan menggunakan tasbih digital, peserta melakukan dzikir shalawat sebagai alat bukti validasi. Namun masih ada pula peserta yang menggunakan ‘tasbih klasik’, terutama dari kalangan generasi tua.
Majelis Hidayatussalam, keluar sebagai juara pertama dengan perolehan 36 juta dzikir shalawat, diikuti oleh majelis Baiturrahman sebagai runner up.
Dari sisi pencapaian jumlah dzikir, total yang diraih oleh peserta sangat fantastis, jumlah 10 Juta Sholawat yang ditargetkan oleh panitia, tercapai hanya dalam waktu seminggu pelaksanaan. Hal yang sungguh di luar perkiraan.
Antusiasme peserta yang sangat tinggi ini, diikuti oleh kesiapan panitia dalam pengadaan cadangan tasbih maupun input data pencapaian harian secara online. Briefing secara kontinyu pun dilakukan oleh panitia kepada seluruh perwakilan peserta, sehingga persamaan pemahaman terjadi diantara peserta.
Hal kreatif lain nya pun dilakukan oleh panitia untuk menyemarakkan lomba ini. Dengan memanfaatkan web dan media facebook, panitia setiap harinya melakukan update terhadap pencapaian peserta. Video – video kreatif pun dibuat oleh panitia untuk menyemangati para peserta lomba.
Hasil akhir sangat mencengangkan, dimana total 115 juta shalawat di gemakan oleh peserta dalam waktu 1 bulan. Hasil ini meningkat dari tahun sebelumnya, dimana tercapai Shalawat sejumlah 22 Juta atau terjadi kenaikan sampai dengan 93 Juta Shalawat.
Perlombaan pun berlangsung menarik, dimana pemenang lomba baru diketahui dihari terakhir perlombaan. Susul menyusul peringkat terjadi sejak hari kedua perlombaan. 12 Majelis yang berpartisipasi seolah mengerahkan seluruh energy untuk mencapai hasil terbaik di kompetisi ini,
Majelis Hidayatussalam dan Baiturrahman saling Susul menyusul di klasemen. Diawali dengan keunggulan Majelis Baiturrahman di minggu pertama, Hidayatussalam bangkit di minggu kedua dan berhasil meyalip Baiturrahman. Konsistensi Hidayatussalam dalam pencapaian target harian, akhirnya berbuah kemenangan di hari terakhir.
Konsistensi dan kerja sama tim menjadi kunci kemenangan Hidayatussalam tahun ini. Dengan Jamaah sejumlah 73 orang, dan seluruhnya aktif, maka kemenangan adalah ganjaran yang pantas untuk mereka.
Baiturrahman sebagai juara bertahan tahun lalu, akhirnya menyerahkan tahta juara bertahan kepada juara baru tahun ini, Majelis Hidayatussalam.
Dikategori perorangan, Bambang SP dari Baiturrahman akhirnya keluar sebagai pemenang, diikuti oleh Amir dari Baitul Magfiroh. Tidak seperti di kategori beregu, di kategori perseorangan, Bambang SP melejit jauh meninggalkan pesaing nya sejak hari ketiga. Nyaris hampir 1 bulan pelaksanaan, Bambang SP memimpin Klasemen, hingga akhirnya menjadi juara di kategori perseorangan
Menlik satu bulan kebelakang perjalanan event ini, banyak hal yang menarik untuk kita kaji bersama.
Euphoria peserta
Menjadi hal yang lazim dilihat jika kita berjalan menemui rekan atau orang tidak kita kenal mengenakan tasbih digital di jari mereka. Seolah tidak mau kalah dalam perlombaan atau tergerak hati mereka untuk bersholawat kepada nabi. Pun ketika kita bertemu pandang dijalan, kita melihat orang lain menggunakan atau memakai tasbih digital, maka secara otomatis kita betegur sapa atau paling tidak kita tersenyum kepada orang tersebut. Seolah tasbih digital menjadi suatu simbol baru untuk mengenali seseorang adalah merupakan anggota komunitas kita. Sisi positif ini mudah mudahan tetap melekat dalam diri peserta walaupun Event telah berakhir.
Trending Topik
Biasanya hanya hal hal umum yang dibicarakan dalam satu komunitas atau tongkrongan, namun ada hal baru yang menjadi pokok bahasan dalam tongkrongan tersebut berkenaan dengan event ini, seperti berapa jumlah dzikir rekan lawan bicara kita, demikian pula sebaliknya. Suatu hal positif lainnya dari kegiatan ini.
Strike
Istilah yang biasanya digunakan dalam olahraga Bowling, digunakan oleh peserta untuk menyebutkan pencapaian Dzikir sejumlah 100.000 dalam 1 hari. Sebagai info, Tasbih Digital hanya mampu menghitung sampai 99.999. Jika peserta berhasil melampaui angka 99.999, maka tasbih akan kembali ke hitungan 0, dan peserta dianggap Strike.
Mendadak Tukang Service
Layaknya suatu barang yang intens dipakai, tasbih digital pun mengalami problem yang sama, barang rusak, batre melemah bahkan layar hilang gambar.
Namun hal ini dsikapi secara brilliant oleh sebagian Jamaah yang memiliki pengetahuan teknik. Mereka secara suka rela memperbaiki tasbih yang rusak. Bahkan dari sini timbul suatu variant warna baru dari tasbih yang biasanya hanya satu warna, menjadi tasbih warna warni yang eye catching. Suatu kreativitas yang timbul dari keterbatasan
Sebagaimana dua sisi mata uang, ada pula kekurangan disana sini yang harus diperbaiki dari pelaksanaan Event tahun ini. Hal ini menjadi review yang sangat berguna bagi panitia dalam pelaksanaan event di tahun mendatang.
Masalah validasi jumlah dzikir yang didapat oleh peserta menjadi pokok utama, namun semuanya kembali kepada kejujuran dari individu. Bahwa panitia menilai jumlah dzikir mereka hanya dari angka yang tertera di tasbih digital, tanpa mengetahui proses angka tersebut didapat.
Panitia sudah menyiapkan petugas pencatat di masinng – masing majelis untuk mencatat jumlah Shalawat yang di raih oleh para peserta, Catatan inilah yang menjadi acuan bagi panitia ditingkat pusat untuk mencatat dan mengumumkan jumlah shalawat yang di raih setiap harinya.
Panitia sendiri tidak mentargetkan angka tertentu kepada peserta untuk mengikuti kegiatan ini. Ada peserta yang hanya mampu mencapai 100 Shalawat per hari nya, karena kesibukan mereka, ada juga yang mampu menembus angka 100 ribu. Hal ini tidakmenjadi perbedaan, karena dasar dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menggemakan Shalawat di bulan kelahiran nabi Muhammad SAW
Namun hal ini menjadi perhatian khusus bagi panitia, namun semangat untuk menggemakan sholawat adalah diatas segalanya, Bahwa kompetisi yang dijalankan hanyalah riak riak kecil dalam perjalanan, dimana muara sebenarnya adalah menggelorakan shalawat itu sendiri di lingkungan kehidupan mereka, hingga kecintaan kepada Rasul tumbuh di hati individu para peserta.
Pengalaman adalah guru terbaik, selayaknya menjadi suatu acuan untuk panitia dalam pebaikan di masa mendatang.
Terlepas dari segala kekurangan yang terjadi, patut kita apresiasi kinerja pelaksana tahun ini. Kehangatan suasana, kedamaian dalam lingkungan dan ukhuwah yang terjaga diantara peserta adalah diatas segalanya. Semangat untuk memberikan kado terbaik dihari kelahiran nabi dengan menggemakan shalawat, adalah suatu niat mulia.
Semoga ditahun mendatang kegiatan ini terus berlangsung dan semakin baik dalam pelaksanaan.
Untuk saat ini kita berikan selamat kepada Hidayatussalam atas jerih payah mereka dalam satu bulan dan semoga kita semua mendapatkan safaat dari Rasulullah SAW.
0 Comments