Bertepatan pada hari pertama bulan Rabiul awal telah di mulai Gerakan 10 Juta Shalawat di kampung ini, tasbih digital sudah di bagikan oleh panitia dan koordinator lapangan juga sudah mempersiapkan acara ini dengan mengajak orang orang untuk bergabung dengan gerakan ini. Daftar nama peserta sudah terkumpul sehingga memudahkan untuk melakukan monitoring terhadap program ini.
Beberapa hari kemudian saya mempunyai suatu urusan yang sangat mendesak yang mengharuskan saya untuk menghadap ke ketua RT di kampung ini sekitar jam 8 malam, ketika saya berbicara dengan ketua RT untuk membahas urusan saya tiba tiba terdengar lantunan Maulid Simtudduror di salah satu Majelis di kampung ini,
Saya bertanya dalam hati Apakah ini malam Jumat? (Karena dimalam jumat sudah menjadi kebiasaan kami membaca maulid simtudduror di kampung ini). Apakah ada suatu acara? saya bertanya dalam hati Mengapa majelis tidak mengundang saya untuk membaca maulid bersama? Fikiran itu akhir nya saya hiraukan dan melanjutkan pembahasan dengan ketua RT mengenai urusan saya.
Tetapi mengapa hati ini ingin cepat menyudahi pertemuan ini? Rindu sekali mendengar lantunan maulid simtudduror yang dikumandangkan oleh majelis ini dibulan rabiul awal ini……… Akhirnya saya pun mengikuti kata hati saya….. Saya menyudahi pertemuan itu dan bergegas menuju tempat pembacaan Maulid Simtuddor, walaupun terlambat paling tidak saya bisa sampai pada Mahalul Qiyam gumam saya dalam hati.
Saya pun berlari menuju tempat itu, ketika saya sampai ustad setempat sedang membacakan doa maulid simtudduror, ustad tersebut kaget melihat saya duduk di barisan belakang, ketika selesai membaca doa, ustad tersebut mengundang saya untuk duduk di depan menemani mereka untuk berbicara dengan para jamaah. Saya bergumam kembali dalam hati “ Ya Allah SWT mengapa engkau menggerakan saya ke tempat ini? Acara sudah sudah selesai, saya tidak dapat bershalawat bersama mereka.
Di akhir acara ini dibulan saya bertanya kepada ustad tersebut, bagaimana setoran dzikir hari ini? Apakah semua jamaah aktif mengikuti program ini. Ustad tersebut dengan sigap mengambil dan memperlihatkan buku catatan setoran shalawat. Ustad itu berkata alhamdulilah di majelis ini ada sekitar 30 orang yang mengikuti kegiatan shalawat ini dan memberikan daftar nama dan jumlah shalawat yang di baca. Kemudian ustad ini berkata kepada saya, ada yang ingin diceritakan olehnya selama kegiatan 10 juta shalawat ini berlangsung.
Saya pun menyetujuinya, saya berfikir ada kendala teknis yang harus diselesaikan demi berjalannya acara ini, ustad tersebut memanggil salah satu jamaah dan ustad tersebut bercerita bahwa ada pengalaman ruhani yang terjadi kepada salah satu jamaah.
Ustad ini menjelaskan latar belakang pemuda ini, bahwa dibulan rabiul awal ini dia sedang berduka dikarenakan ibunda yang dicintai mengalami sakit infeksi di kaki yang mengharuskan ibu nya di amputasi melalui operasi dengan biaya yang tidak sedikit. dia berkata pemuda ini sudah banyak belajar agama islam diberbagai tempat tetapi belum pernah mengamalkan shalawat, bahkan dia tidak mengetahui apakah shalawat itu, saya mengajarkan shalawat yang di ijazahkan oleh habib syechan Mustafa al bahr “Allhumma Sholii Alaa Muhammad Wa Alaa Ali Muhammad “ seperti yang disarankan didalam program 10 juta shalawat.
Ketika hari pertama di dibulan rabiul awal pemuda ini berdzikir di dalam kamarnya hingga tertidur, di dalam tidur itu dia mengalami mimpi, pemuda itu di datangi oleh seseorang yang memakai pakaian putih dan sorban, pemuda ini tidak bisa melihat wajahnya karena terang oleh cahaya yang menyejukan, sosok ini berwasiat kepada pemuda ini. beliau berkata perbanyaklah bershalawat dan sosok tersebut menghilang dari pandangannya.
Didalam mimpinya setelah dia bertemu sosok tersebut dia berjalan menuju sebuah masjid dan dia masuk ke dalamnya. Di dalam masjid ada seseorang yang sedang berdzikir dengan khusyu memakai pakaian muslim yang putih dan mengenakan imamah yang ditutupi menghalangi wajahnya. Pemuda ini menegur dengan mengucapkan salam, orang ini mengangguk dan meneruskan dzikir, pemuda ini berfikir mungkin dia sudah menjawab dalam hati.
Akhirnya pemuda ini menunaikan shalat tahiyatul masjid, ketika dia mengucapkan salam dia melihat sebelah kanan terpampang tulisan Muhammad dia seperti pernah melihat tulisan ini.
Akhirnya di dalam mimpinya dia pun keluar dari masjid tersebut dan bertemu seorang kakek yang menyapa dia, dia pun merasa pernah melihat kakek itu tetapi tidak tahu dimana, kakek itu pun berwasiat kepada dia dan berkata perbanyaklah shalawat insya allah nanti di hari akhir kamu akan di akui sebagai ummatnya nabi Muhammad SAW, jika kamu yakin dengan Allah SWT dan Rasulnya.
Dan dia pun melanjutkan perjalanan kembali, tiba tiba di tengah perjalanan dia dihadang oleh 3 orang yang menggunakan senjata tajam,pemuda ini takut sekali dia langsung membaca shalawat dengan sekuatnya sehingga ada sebuah sinar cahaya yang datang dan meyelamatkannya. Cahaya ini menghalau ketiga orang yang berniat jahat tersebut sehingga pemuda ini dapat melanjutkan perjalanannya.
Kemudian dia sampai ke suatu tempat yang sangat indah dengan hamparan sawah memukau, dan dia bertemu dengan seorang kakek yang sedang mencangkul sawah dan kakek ini berwasiat yang sama, perbanyaklah shalawat. Akhirnya dia pun berlalu meninggalkan kakek ini.
didalam mimpinya di bulan rabiul awal pemuda ini rindu sekali kepada ibunya dan dia berjalan mencari ibu nya, ketika bertemu dengan ibunya pemuda ini berkata “ ibu …saya sudah banyak sekali melakukan kesalahan kepada ibu… saya mohon maaf, tolong maafkan saya dan ridhoi saya, dia pun mencuci kaki ibunya dan meminum air itu.
Ketika dia sedang tidur tiba tiba dia mendengar suara handphone yang berdering cukup keras, pemuda ini langsung bangun dari tidurnya seakan tidak percaya dengan apa yang di alaminya, dan dia menoleh melihat handphone yang sedang berdering bertulisankan ibu.
Dia kaget mengapa ibunya semalam ini menghubungi dia, pemuda ini pun mengangkat handphone tersebut dan memberikan salam kepada ibunya,
assalamualaikum ibu…..gimana kabar ibu? Sehat? Ibunya pun menjawab, alhamdulilah nak ibu sehat…….lalu pemuda ini teringat dengan keadaan kaki ibu yang memerlukan biaya untuk amputasi di rumah sakit…pemuda ini bertanya ibu ….apakah ibu punya uang untuk berobat ke rumah sakit ? mohon maaf saya belum bisa membantu ibu…saya tidak punya uang untuk membiayai perawatan ibu….
Ibunya pun menjawab alhamdulilah nak......ibu sudah tidak membutuhkan uang ….....kaki ibu sudah sembuh….dan lukanya sudah mengering….......
Allahu Akbar….
Menangislah pemuda ini sejadi jadinya…seakan tidak percaya dengan apa yang dialaminya…
Setelah pembicaraan lewat telephone selesai, pemuda ini penasaran sekali dengan apa yang dialaminya, dia pun bertanya kepada ustad pimpinan majelis, ustad saya seperti mengenal kakek yang saya jumpai dalam mimpi…akhirnya dia mengambil buku tutorial maulid simtudduror yang ada di majelis…pemuda ini berkata ustad kakek ini yang saya jumpai didalam mimpi saya….
Subhanallah ternyata gambar yang ditunjuk adalah foto dari Habib Syechan Mustafa al Bahr.
Mendengar cerita tersebut saya hanya bisa terdiam dan bersyukur serta takjub dengan apa yang dialami pemuda ini, Allah SWT memberikan hidayah kepada orang yang Allah SWT kehendaki pada bulan rabiul awal….. Kami semua terdiam mendengar cerita ini.
Rasa penasaranpun menggelitik hati saya, saya bertanya kepada dia perbuatan baik apa yang kamu lakukan dibulan rabiul awal sehingga kamu bisa mendapatkan hadiah yang mulia ini? Pemuda ini pun tidak mau menjawab, saya berkata jika kamu memang tidak mau menceritakan secara lebih rinci maukah kamu berbagi ilmu kepada kami semua apa yang kamu lakukan? Akhirnya salah satu temannya berkata saya tau ustad, dia tadi bersedekah dengan diam diam untuk acara pengajian tetapi saya tidak bisa menyebutkan jumlahnya. Saya berkata itu sudah cukup. Dan saya berkata kepada jamaah yang hadir benar adanya sedekah yang diam diam itu mendatangkan banyak mamfaat. Dan semoga kita bisa mencontoh pemuda ini sehingga allah SWT pun bisa memberikan hidayah kepada kita. Akhirnya pengajian ini pun di tutup karena waktu sudah terlalu malam.
Sebelum saya pergi saya mengumpulkan setoran shalawat yang sudah dilakukan hari itu, saya melihat pemuda tersebut dan ingin mengetahui seberapa banyak dia bershalawat. dia pun menyerahkan tasbih digital sebagai bukti dia bershalawat. Ketika saya melihat tasbih digitalnya, saya melihat angka 27,000 dan saya pun tersenyum melihat dia.
Tidak lama kemudian saya pun mengucapkan pamit kepada semuanya dan meminta doa kepada pemuda tersebut semoga saya juga diberikan kebaikan oleh Allah SWT. Ternyata ini maksud Allah SWT menggerakkan kaki saya ke majelis ini, supaya saya bisa mengambil pelajaran dan hikmah bershalawat kepada Allah SWT untuk Rasullah SAW.
“wallahu a’lam bis-shawab”
(hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya).
HIKMAH:
Begitu juga Allah berfirman,
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖفَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚإِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (QS. Az-Zumar: 42)
Dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ
“Mimpi seorang mukmin adalah 1 dari 46 bagian kenabian.”
(HR. Bukhari 6987, Muslim 6043 dan yang lainnya).
Pertama: Mimpi yang baik (ru’ya shalihah hasanah), yaitu jika seseorang bermimpi hal yang ia sukai. Mimpi ini datangnya dari Allah dan itu suatu nikmat. Karena jika ia bermimpi seperti itu, ia jadi semangat dan bergembira. Inilah yang dimaksud dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Semakin jujur sesorang dalam hidupnya semakin mudah untuk memahami mimpi sebagai petunjuk dari Allah SWT.
لَمْ يَبْقَ مِنَ النُّبُوَّةِ إِلاَّ المُبَشِّرَاتِ
“Tidak tersisa dari kenabian kecuali kabar-kabar gembira.”
Kedua: Mimpi buruk (ru’ya makruhah), mimpi ini datang dari setan. Mimpi ini menggelisahkan. Salah satu terapi dari mimpi seperti ini adalah membaca ta’awudz, yaitu meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan. Mimpi ini baiknya tidak diceritakan kepada orang lain dan yang bermimpi harus bersabar dalam hal itu.
Karena ingatlah bahwa setan itu musuh manusia dan berusaha menyakiti, juga membuat sedih manusia. Coba kita renungkan dengan baik ayat berikut,
إِنَّمَا النَّجْوَىٰ مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِۚوَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.”
(QS. Al-Mujadalah: 10)
0 Comments