Bulan Rabiul Awal adalah bulan dimana bermulanya musim bunga bagi tanaman. sewaktu bulan Rabiul Awal pokok buah-buahan mula berbunga dan seterusnya berbuah. Maka nama bulan ini diambil sebagai musim berbunga tanaman. Dan setelah kedatangan Islam, Rasulullah saw telah mengekalkan nama Rabiul Awal ini sehinggalah sekarang. Bulan ketiga dalam kalendar Hijrah ini membawa satu peristiwa besar yang menjadi ingatan kepada seluruh umat manusia. Perayaan Maulid Nabi pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi yang mana didalamnya terdapat shalawat atau puji pujian kepada Rasullah SAW, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193).
Ada yang berpendapat bahwa pendapat itu sendiri berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem.
Bulan Rabiul Awal merupakan bulan yang sangat dimuliakan oleh kaum muslimin. Istimewanya bulan Rabiul Awal ini karena merupakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW lahir pada Senin, Baginda Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tanggal 12 bulanRabiul Awaltahun gajah atau bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M, kenapa disebut dengan tahun gajah, karena pada tahun tersebut tentara Raja Abrahah dari Yaman menyerang Ka’bah dengan maksud akan menghancurkannya. Mereka datang ke kota Mekkah dengan mengendarai gajah. tetapi penyerangan itu gagal, karena Allah mengutus burung ababil dari surga untuk mengambil kerikil-kerikil panas dari neraka dan menjatuhkannya kepada mereka yang ingin menghacurkan ka’bah sehingga mereka hancur lumat seperti daun kayu yang dimakan ulat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al Fil ayat 1 – 4
Pada masa itu bangsa Arab dari berbagai penjuru pada bulan-bulan tertentu berbondong-bondong mendatangi Makkah untuk melaksanakan haji, membesarkan Ka’bah yang dibangun Nabi Ibrahim. Sebagai gubernur Habasyah, Abrahah mempunyai hasrat untuk menyaingi Mekkah. Ia ingin orang-orang dari berbagai penjuru jazirah Arab tak lagi naik haji dan berjiarah ke Mekkah, melainkan diganti ke Yaman.
Untuk menunaikan keinginannya itu, Abrahah pun meminta bantuan kepada kekaisaran Romawi mengirimkan tenaga kerja terampil di bidang pembuatan mozaik untuk sebuah bangunan. Abrahah pun membangun sebuah gereja besar dan menjulang tinggi di Kota San’a. Gereja bernama Al Qullais (menjulang tinggi) itu menjadi ikon San’a dan merupakan satu-satunya gereja yang paling megah saat itu.
Setelah rampung, Abrahah pun mengumumkan keberadaan Al Qullais di San’a kepada orang-orang di berbagai penjuru jazirah Arab. Ia mengajak orang-orang Arab mengerjakan haji di Yaman dan meninggalkan Ka’bah. Kabar itu pun cepat tersebar dan menjadi buah bibir di kalangan bangsa Arab.
Kabar itu juga didengar keturunan dari Bani Kinanah, sebuah kabilah besar bangsa Arab yang berdiam di Mekkah. Dari Bani Kinanah inilah diturunkan banyak suku, termasuk Bani Quraisy yang merupakan suku asal Nabi Muhammad shalallahu alahi wassalam. Hingga kemudian salah seorang dari Bani Kinanah itu mendatangi Kota San’a di Yaman. Secara diam-diam, orang dari Bani Kinananah itu masuk ke Al Qullais dan melakukan pengerusakan.
Mengetahui kejadian itu Abrahah pun murka. Abrahah pun mendapatkan laporan yang melakukan pengerusakan Al Qullais adalah seorang Arab yang tinggal tak jauh dari Ka'bah. Peristiwa itu membuat Abrahah semakin membenci keberadaan Ka’bah dan berniat menghancurkannya. Meski demikian, terkait pemicu penyerangan Ka’bah ini terdapat sejumlah riwayat yang berbeda.
Dr Jawad Ali dalam Sejarah Arab sebelum Islam menuliskan sejumlah latar belakang yang menjadi pemicu terjadinya serangan ke Mekkah. Misalnya Al Qurtbi yang berkata kebakaran Al Qullais menjadi alasannya karena beberapa orang Quraisy yang pergi ke wilayah Najasyi menyalakan api untuk memasak dan lupa mematikannya. Api tersebut kemudian membakar Al Qullais.
Sebagian riwayat lain menyebutkan penyerangan ke Ka'bah dimulai dari penjarahan pasukan Abrahah di Thaif. Orang-orang Thaif yang tertindas menunjukan Ka'bah sebagai bangunan yang paling dihormati, orang yang bisa menaklukannya maka sempurnalah kekuasaannya
Setelah pengerusakan Al Qullais, Abrahah memerintahkan pasukannya ke Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah. Ia juga membawa 15 ekor gajah dalam rencana serangannya itu.
“Maka laskar ini disebut Tentara Bergajah dan tahun terjadinya peritiwa penyerbuan Abrahah ke Mekkah untuk merobohkan Ka’bah disebut tahun gajah (Amul Fiil),” tulis Prof Mukhtar Yahya dalam Perpindahan-Perpindahan Kekuasaan Di Timur Tengah.
Dalam perjalananya ke Mekkah, pasukan Abrahah kerap mendapat hadangan dari orang-orang yang tak sepakat dengan rencananya menghancurkan Ka’bah. Kendati demikian, pasukan Abrahah bisa melaluinya.
Setibanya di Thaif, rombongan pasukannya pun berhenti. Abrahah memerintahkan anak buahnya bernama Al Aswad bin Maqshud untuk terlebih dulu membuat kekacauan dengan merampas harta dan binatang ternak kepunyaan penduduk Mekkah. Abdul Muthalib Ibnu Hasyim (Kakek Nabi Muhammad) menjadi salah satu korbannya. Sebanyak 200 ekor unta milik Abdul Muthalib dirampas Abrahah.
Sesampainya di Mugammas, Abrahah memerintahkan anak buahnya bernama Hanathah Al Himyari mencari tahu pemuka atau tokoh Kota Mekkah. Anak buah Abrahah itu pun menemui Abdul Muthalib setelah memperoleh informasi bahwa Abdul Muthalim merupakan seorang pemimpin dan tokoh di kota Mekkah kala itu.
Kepada Abul Muthalib, anak buah Abrahah itu pun menyampaikan maksud tujuan kedatangan rombongan Raja Abrahah ke Mekkah, yakni bukan untuk memerangi penduduk Mekkah melainkan untuk menghancurkan Ka’bah. Kemudian Abdul Muthlib pun dibawa untuk bertemu dengan Abrahah. Saat bertemu Abrahah, Abdul Muthalib meminta harta dan unta-unta kepunyaannya yang dirampas dikembalikan.
Abdul Muthalib tak gentar dengan ancaman Abrahah yang berniat menghancurkan Ka’bah. Meski penduduk Mekkah tak mempunyai daya untuk melawan kekuatan pasukan Abrahah, Abdul Muthalib meyakini Ka’bah dalam perlindungan Allah.
Setelah bertemu dengan Abrahah, Abdul Muthalib mengunjungi Ka’bah untuk berdoa. Setelah itu ia memerintahkan penduduk Kota Mekkah pergi dan mencari tempat berlindung.
Sementara pasukan Abrahah pun bergerak menuju Mekkah. Sesampainya di pintu Kota Mekkah. Abrahah mengerahkan gajah-gajah yang dibawanya untuk masuk ke dalam kota itu. Meski demikian, gajah-gajah itu tak mematuhi perintah pasukan-pasukan Abrahah. Gajah-gajah yang dibawanya hanya duduk dan berputar-putar dan kembali ke tempat semua.
Di tengah kebingungannya, berbondong-bondong burung (ababil) datang ke arah pasukan Abrahah. Burung-burung itu kemudian menjatuhkan batu-batu yang dibawanya. Pasukan Abrahah pun panik apalagi dengan penyakit cacar yang datang tiba-tiba. Seketika, pasukan Abrahah pun berguguran.
Sementara Abrahah berhasil kembali ke San’a Yaman. Kendati demikian, Abrahah pun mati dengan kondisinya yang lebih parah dari pasukan-pasukannya. Abrahah meninggalkan dua anak bernama Yaksum dan Marsuq.
Setelah kejadian itu, Mekkah mengalami perubahan cuaca. Mekkah diguyur hujan lebat hingga menyebabkan banjir. Banjir itu pun membawa hanyur mayat-mayat pasukan Abrahah ke laut. “Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong (3) yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar (4) sehingga mereka dijadikannya seperti daun-daun yang dimakan ulat (5),” Alquran Surah Al Fil.
Menurut Prof Mukhtar, bangsa arab kemudian mentarikhan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di kalangan mereka dengan Amul Fiil atau tahun gajah. “Tahun terjadinya peristiwa ini mereka jadikan permulaan perhitungan tahun, sedang bulan pertama tetap bulan Muharam. Sebelum terjadinya peristiwa ini, mereka mentarikhkan peristiwa penting dengan meninggalnya Qushai, karena Qushai ini adalah seorang pemimpin mereka yang agung meninggal than 480 Masehi."
Penyerbuan pasukan Abrahah ke Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah terjadi pada 12 Muharram tahun 1 Tahun Gajah atau Amul Fill bertepatan dengan 2 Maret 571 Masehi. Menurut riwayat Ibnu Hisyam dari Ziad Ibnu Abdillah Al Kufi dan dari Muhammad Ibnu Ishaq, Nabi Muhammad dilahirkan pada 12 Rabiul Awal tahun 1 Aumul Fiil. Sedangakan menurut Ilmu Falak Mesir, Mahmud Pasha kelahiran Nabi Muhammad bertepatan dengan 20 April 571 M).
Peristiwa mundurnya pasukan gajah dan kehancuran Abrahah kemudian diabadikan dalam Al-Quran, sebagai pengingat akan pentingnya kenikmatan Tuhan yang dianugerahkan kepada manusia seraya menggambarkan runtuhnya sebuah egoisme, keserakahan dan kesewenang-wenangan manusia yang ditunjukkan oleh sikap Abrahah. "Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)." (QS. Al Fiil: 1-5).
Namun yang pasti, kelahiran Nabi Muhammad pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal dari rahim seorang wanita soleh bernama Aminah binti Wahab memang diselimuti oleh banyak peristiwa. Bahkan dalam beberapa kitab suci disebutkan berbagai tanda sebelum kelahirannya, termasuk akan lahir seorang Nabi dari kalangan bangsa Arab yang akan menyatukan dan membawa perdamaian untuk seluruh bangsa Arab.
Dalam Sirah Nabawiyyah karya Ibnu Ishaq, diceritakan, bahwa ketika Nabi Muhammad masih dalam kandungan ibundanya, dirinya bermimpi didatangi oleh seseorang, kemudian berkata kepadanya, "Sesungguhnya engkau sedang mengandung penghulu umat ini. Jika kelak ia lahir ke dunia ini, maka ucapkanlah, 'Aku berlindung kepada Allah, Tuhan Yang Esa, dari keburukan semua pendengki, dan namakanlah ia, 'Muhammad'".
Ketika Ibunda Nabi Muhammad SAW mau melahirkan, ia melihat bintang bintang turun dari langit dan mendekat. Ia sangat takut bintang-bintang itu akan jatuh menimpa dirinya, lalu ia melihat kilauan cahaya keluar dari Ibunda Nabi SAW hingga membuat kamar dan rumah terang benderang.
Di malam kelahiran Nabi Muhammad SAW, singgasana Kaisar Kisra runtuh, dan 14 buah jendela besar di Istana Kisra ikut runtuh.
Padamnya Api di negeri Persia yang semenjak 1000 tahun menyala tiada henti.
Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan tanda kepada seluruh alam bahwasanya telah lahir di dunia seseorang yang akan memimpin umat manusia menuju jalan cahaya Allah SWT, dan mengajarkan kepada manusia tentang akhlaqul karimah, budi pekerti yang luhur serta mengajarkan tentang agama yang membawa perdamaian dan kasih sayang yaitu agama islam.
Selain itu juga terdapat tiga peristiwa penting lainnya yang terjadi pada bulanRabiul Awal yaitu :
12 Rabiul Awal Lahirnya Nabi Muhammad SAW.
17 Rabiul Awal Hijrahnya Rasulullah SAW ke kota Madinah.
27 Rabiul Awal Wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Sejarah soal kelahiran Nabi dalam kepercayaan agama apapun, tentu saja terkait dengan peristiwa "luar biasa" yang terkadang sulit diterima akal manusia. Namun sejatinya, ini adalah sebuah kekuasaan sang Maha Pengatur (rabb) yang dengan kehendak-Nya, memilih manusia-manusia hebat yang kemudian sukses mengubah sebuah kehidupan manusia yang lebih teratur, lebih baik dan tentu saja berkemajuan.
Para Nabi yang dipilih oleh Tuhan, tentu saja bukan pribadi yang berdiam diri, berpangku tangan, mengikuti alur takdir perubahan. Nabi Muhammad, tentu saja pribadi agung yang menjadi "teladan hidup" umat manusia, hingga akhir zaman nanti. Kelahirannya, tentu saja dinanti-nanti oleh sebagian besar umat manusia waktu itu, karena dapat menjadi figur pemersatu, pelatak dasar-dasar moralitas dan kebaikan bersama bagi keberlangsungan kehidupan manusia.
nonton film Nabi Muhammad SAW yuk...
https://www.laskarmaulid.com/wp-content/uploads/2016/06/Muhammad-The_Messenger_of_God.mp4
KEUTAMAAN BULAN RABIUL AWAL
Berikut 12 keutamaan Rabiul Awal dari berbagai sumber :
- Bulan Lahirnya Pemimpin Rahmatan Lil’ Alamin
- Kelahiran dan Wafat Rasulullah SAW
- Bulan Disunnahkan Memperbanyak Shalawat
- Memiliki Banyak Berkah
- Ungkapan Kecintaan Pada Rasulullah SAW
- Meneguhkan Kecintaan Pada Rasulullah SAW
- Mendapatkan Rahmat Allah SWT
- Memuliakan dan Membesarkan Rasulullah SAW
- Melakukan Amal kebaikan
- Dibangkitkan Pada Hari Kiamat
- Mempererat Tali Silaturahmi
- Bulan Maghfirah (ampunan)
0 Comments