Logo Muhammad

BULAN RABIUL AWAL

Bulan Rabiul Awal adalah bulan dimana bermulanya musim bunga bagi tanaman. sewaktu bulan Rabiul Awal pokok buah-buahan mula berbunga dan seterusnya berbuah. Maka nama bulan ini diambil sebagai musim berbunga tanaman. Dan setelah kedatangan Islam, Rasulullah saw telah mengekalkan nama Rabiul Awal ini sehinggalah sekarang. Bulan ketiga dalam kalendar Hijrah ini membawa satu peristiwa besar yang menjadi ingatan kepada seluruh umat manusia. Perayaan Maulid Nabi  pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi yang mana didalamnya terdapat shalawat atau puji pujian kepada Rasullah SAW, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Ada yang berpendapat bahwa pendapat itu sendiri berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem. Bulan Rabiul Awal merupakan bulan yang sangat dimuliakan oleh kaum muslimin. Istimewanya bulan Rabiul Awal ini karena merupakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW lahir pada Senin, Baginda Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tanggal 12 bulanRabiul Awaltahun gajah atau bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M, kenapa disebut dengan tahun gajah, karena pada tahun tersebut tentara Raja Abrahah dari Yaman menyerang Ka’bah dengan maksud akan menghancurkannya. Mereka datang ke kota Mekkah dengan mengendarai gajah. tetapi penyerangan itu gagal, karena Allah mengutus burung ababil dari surga untuk mengambil kerikil-kerikil panas dari neraka dan menjatuhkannya  kepada mereka yang ingin menghacurkan ka’bah sehingga mereka hancur lumat seperti daun kayu yang dimakan ulat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al Fil ayat 1 – 4 Pada masa itu bangsa Arab dari berbagai penjuru pada bulan-bulan tertentu berbondong-bondong mendatangi Makkah untuk melaksanakan haji, membesarkan Ka’bah yang dibangun Nabi Ibrahim. Sebagai gubernur Habasyah, Abrahah mempunyai hasrat untuk menyaingi Mekkah. Ia ingin orang-orang dari berbagai penjuru jazirah Arab tak lagi naik haji dan berjiarah ke Mekkah, melainkan diganti ke Yaman. Untuk menunaikan keinginannya itu, Abrahah pun meminta bantuan kepada kekaisaran Romawi mengirimkan tenaga kerja terampil di bidang pembuatan mozaik untuk sebuah bangunan. Abrahah pun membangun sebuah gereja besar dan menjulang tinggi di Kota San’a. Gereja bernama Al Qullais (menjulang tinggi) itu menjadi ikon San’a dan merupakan satu-satunya gereja yang paling megah saat itu. Setelah rampung, Abrahah pun mengumumkan keberadaan Al Qullais di San’a kepada orang-orang di berbagai penjuru jazirah Arab. Ia mengajak orang-orang Arab mengerjakan haji di Yaman dan meninggalkan Ka’bah. Kabar itu pun cepat tersebar dan menjadi buah bibir di kalangan bangsa Arab. Kabar itu juga didengar keturunan dari Bani Kinanah, sebuah kabilah besar bangsa Arab yang berdiam di Mekkah. Dari Bani Kinanah inilah diturunkan banyak suku, termasuk Bani Quraisy yang merupakan suku asal Nabi Muhammad shalallahu alahi wassalam. Hingga kemudian salah seorang dari Bani Kinanah itu mendatangi Kota San’a di Yaman. Secara diam-diam, orang dari Bani Kinananah itu masuk ke Al Qullais dan melakukan pengerusakan. Mengetahui kejadian itu Abrahah pun murka. Abrahah pun mendapatkan laporan yang melakukan pengerusakan Al Qullais adalah seorang Arab yang tinggal tak jauh dari Ka'bah. Peristiwa itu membuat Abrahah semakin membenci keberadaan Ka’bah dan berniat menghancurkannya. Meski demikian, terkait pemicu penyerangan Ka’bah ini terdapat sejumlah riwayat yang berbeda. Dr Jawad Ali dalam Sejarah Arab sebelum Islam menuliskan sejumlah latar belakang yang menjadi pemicu terjadinya serangan ke Mekkah. Misalnya Al Qurtbi yang berkata kebakaran Al Qullais menjadi alasannya karena beberapa orang Quraisy yang pergi ke wilayah Najasyi menyalakan api untuk memasak dan lupa mematikannya. Api tersebut kemudian membakar Al Qullais. Sebagian riwayat lain menyebutkan penyerangan ke Ka'bah dimulai dari penjarahan pasukan Abrahah di Thaif. Orang-orang Thaif yang tertindas menunjukan Ka'bah sebagai bangunan yang paling dihormati, orang yang bisa menaklukannya maka sempurnalah kekuasaannya Setelah pengerusakan Al Qullais, Abrahah memerintahkan pasukannya ke Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah. Ia juga membawa 15 ekor gajah dalam rencana serangannya itu. “Maka laskar ini disebut Tentara Bergajah dan tahun terjadinya peritiwa penyerbuan Abrahah ke Mekkah untuk merobohkan Ka’bah disebut tahun gajah (Amul Fiil),” tulis Prof Mukhtar Yahya dalam Perpindahan-Perpindahan Kekuasaan Di Timur Tengah. Dalam perjalananya ke Mekkah, pasukan Abrahah kerap mendapat hadangan dari orang-orang yang tak sepakat dengan rencananya menghancurkan Ka’bah. Kendati demikian, pasukan Abrahah bisa melaluinya. Setibanya di Thaif, rombongan pasukannya pun berhenti. Abrahah memerintahkan anak buahnya bernama Al Aswad bin Maqshud untuk terlebih dulu membuat kekacauan dengan merampas harta dan binatang ternak kepunyaan penduduk Mekkah. Abdul Muthalib Ibnu Hasyim (Kakek Nabi Muhammad) menjadi salah satu korbannya. Sebanyak 200 ekor unta milik Abdul Muthalib dirampas Abrahah. Sesampainya di Mugammas, Abrahah memerintahkan anak buahnya bernama Hanathah Al Himyari mencari tahu pemuka atau tokoh Kota Mekkah. Anak buah Abrahah itu pun menemui Abdul Muthalib setelah memperoleh informasi bahwa Abdul Muthalim merupakan seorang pemimpin dan tokoh di kota Mekkah kala itu. Kepada Abul Muthalib, anak buah Abrahah itu pun menyampaikan maksud tujuan kedatangan rombongan Raja Abrahah ke Mekkah, yakni bukan untuk memerangi penduduk Mekkah melainkan untuk menghancurkan Ka’bah. Kemudian Abdul Muthlib pun dibawa untuk bertemu dengan Abrahah. Saat bertemu Abrahah, Abdul Muthalib meminta harta dan unta-unta kepunyaannya yang dirampas dikembalikan. Abdul Muthalib tak gentar dengan ancaman Abrahah yang berniat menghancurkan Ka’bah. Meski penduduk Mekkah tak mempunyai daya untuk melawan kekuatan pasukan Abrahah, Abdul Muthalib meyakini Ka’bah dalam perlindungan Allah. Setelah bertemu dengan Abrahah, Abdul Muthalib mengunjungi Ka’bah untuk berdoa. Setelah itu ia memerintahkan penduduk Kota Mekkah pergi dan mencari tempat berlindung. Sementara pasukan Abrahah pun bergerak menuju Mekkah. Sesampainya di pintu Kota Mekkah. Abrahah mengerahkan gajah-gajah yang dibawanya untuk masuk ke dalam kota itu. Meski demikian, gajah-gajah itu tak mematuhi perintah pasukan-pasukan Abrahah. Gajah-gajah yang dibawanya hanya duduk dan berputar-putar dan kembali ke tempat semua. Di tengah kebingungannya, berbondong-bondong burung (ababil) datang ke arah pasukan Abrahah. Burung-burung itu kemudian menjatuhkan batu-batu yang dibawanya. Pasukan Abrahah pun panik apalagi dengan penyakit cacar yang datang tiba-tiba. Seketika, pasukan Abrahah pun berguguran. Sementara Abrahah berhasil kembali ke San’a Yaman. Kendati demikian, Abrahah pun mati dengan kondisinya yang lebih parah dari pasukan-pasukannya. Abrahah meninggalkan dua anak bernama Yaksum dan Marsuq. Setelah kejadian itu, Mekkah mengalami perubahan cuaca. Mekkah diguyur hujan lebat hingga menyebabkan banjir. Banjir itu pun membawa hanyur mayat-mayat pasukan Abrahah ke laut. “Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong (3) yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar (4) sehingga mereka dijadikannya seperti daun-daun yang dimakan ulat (5),” Alquran Surah Al Fil. Menurut Prof Mukhtar, bangsa arab kemudian mentarikhan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di kalangan mereka dengan Amul Fiil atau tahun gajah. “Tahun terjadinya peristiwa ini mereka jadikan permulaan perhitungan tahun, sedang bulan pertama tetap bulan Muharam. Sebelum terjadinya peristiwa ini, mereka mentarikhkan peristiwa penting dengan meninggalnya Qushai, karena Qushai ini adalah seorang pemimpin mereka yang agung meninggal than 480 Masehi." Penyerbuan pasukan Abrahah ke Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah terjadi pada 12 Muharram tahun 1 Tahun Gajah atau Amul Fill bertepatan dengan 2 Maret 571 Masehi. Menurut riwayat Ibnu Hisyam dari Ziad Ibnu Abdillah Al Kufi dan dari Muhammad Ibnu Ishaq, Nabi Muhammad dilahirkan pada 12 Rabiul Awal tahun 1 Aumul Fiil. Sedangakan menurut Ilmu Falak Mesir, Mahmud Pasha kelahiran Nabi Muhammad bertepatan dengan 20 April 571 M). Peristiwa mundurnya pasukan gajah dan kehancuran Abrahah kemudian diabadikan dalam Al-Quran, sebagai pengingat akan pentingnya kenikmatan Tuhan yang dianugerahkan kepada manusia seraya menggambarkan runtuhnya sebuah egoisme, keserakahan dan kesewenang-wenangan manusia yang ditunjukkan oleh sikap Abrahah. "Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)." (QS. Al Fiil: 1-5). Namun yang pasti, kelahiran Nabi Muhammad pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal dari rahim seorang wanita soleh bernama Aminah binti Wahab memang diselimuti oleh banyak peristiwa. Bahkan dalam beberapa kitab suci disebutkan berbagai tanda sebelum kelahirannya, termasuk akan lahir seorang Nabi dari kalangan bangsa Arab yang akan menyatukan dan membawa perdamaian untuk seluruh bangsa Arab. Dalam Sirah Nabawiyyah karya Ibnu Ishaq, diceritakan, bahwa ketika Nabi Muhammad masih dalam kandungan ibundanya, dirinya bermimpi didatangi oleh seseorang, kemudian berkata kepadanya, "Sesungguhnya engkau sedang mengandung penghulu umat ini. Jika kelak ia lahir ke dunia ini, maka ucapkanlah, 'Aku berlindung kepada Allah, Tuhan Yang Esa, dari keburukan semua pendengki, dan namakanlah ia, 'Muhammad'". Ketika Ibunda Nabi Muhammad SAW mau melahirkan, ia melihat bintang bintang turun dari langit dan mendekat. Ia sangat takut bintang-bintang itu akan jatuh menimpa dirinya, lalu ia melihat kilauan cahaya keluar dari Ibunda Nabi SAW hingga membuat kamar dan rumah terang benderang. Di malam kelahiran Nabi Muhammad SAW, singgasana Kaisar Kisra runtuh, dan 14 buah jendela besar di Istana Kisra ikut runtuh. Padamnya Api di negeri Persia yang semenjak 1000 tahun menyala tiada henti. Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan tanda kepada seluruh alam bahwasanya telah lahir di dunia seseorang yang akan memimpin umat manusia menuju jalan cahaya Allah SWT, dan mengajarkan kepada manusia tentang akhlaqul karimah, budi pekerti yang luhur serta mengajarkan tentang agama yang membawa perdamaian dan kasih sayang yaitu agama islam. Selain itu juga terdapat tiga peristiwa penting lainnya yang terjadi pada bulanRabiul Awal yaitu : 12 Rabiul Awal Lahirnya Nabi Muhammad SAW. 17 Rabiul Awal Hijrahnya Rasulullah SAW ke kota Madinah. 27 Rabiul Awal Wafatnya Nabi Muhammad SAW. Sejarah soal kelahiran Nabi dalam kepercayaan agama apapun, tentu saja terkait dengan peristiwa "luar biasa" yang terkadang sulit diterima akal manusia. Namun sejatinya, ini adalah sebuah kekuasaan sang Maha Pengatur (rabb) yang dengan kehendak-Nya, memilih manusia-manusia hebat yang kemudian sukses mengubah sebuah kehidupan manusia yang lebih teratur, lebih baik dan tentu saja berkemajuan. Para Nabi yang dipilih oleh Tuhan, tentu saja bukan pribadi yang berdiam diri, berpangku tangan, mengikuti alur takdir perubahan. Nabi Muhammad, tentu saja pribadi agung yang menjadi "teladan hidup" umat manusia, hingga akhir zaman nanti. Kelahirannya, tentu saja dinanti-nanti oleh sebagian besar umat manusia waktu itu, karena dapat menjadi figur pemersatu, pelatak dasar-dasar moralitas dan kebaikan bersama bagi keberlangsungan kehidupan  manusia. nonton film Nabi Muhammad SAW yuk... https://www.laskarmaulid.com/wp-content/uploads/2016/06/Muhammad-The_Messenger_of_God.mp4 KEUTAMAAN BULAN RABIUL AWAL Berikut 12 keutamaan Rabiul Awal dari berbagai sumber :
  1. Bulan Lahirnya Pemimpin Rahmatan Lil’ Alamin
Bulan rabiul awal merupakan bulan bersejarah bagi umat muslim khususnya pada hari Senin bulan Rabiul Awal pada tahun gajah, telah lahir pemimpin seluruh umat muslim yang menjadi Rahmatan Lil’ alamin atau rahmat untuk seluruh alam semesta dan beliau adalah baginda Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi alam semesta”. [QS Al-Anbiya ayat 107].
  1. Kelahiran dan Wafat Rasulullah SAW
Bulan Rabiul Awal juga menjadi bulan yang mulia karena terjadi dua peristiwa sekaligus yang sangat penting yaitu orang yang sangat mulia sudah dilahirkan ke dunia dan juga Allah SWT yang mengambil arwah suci dari Rasulullah SAW.
  1. Bulan Disunnahkan Memperbanyak Shalawat
Adapun mengenai amalan-amalan yang alangkah baiknya dikerjakan pada bulan Rabiul Awal adalah memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena sesungguhnya Allah bershalawat dan juga memerintahkan kepada para malaikat untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al Ahzab. Manfaat shalawat bertujuan untuk membuat hidup menjadi baik selama di dunia maupun di akhirat sehingga mendapatkan syafa’at dan juga berkah dari Rasulullah SAW. Manakala di dalam hadith-hadith Rasulullah (S.A.W.), terdapat banyak arahan dan kelebihan-kelebihan yang dinyatakan berkenaan dengan Shalawat ke atas baginda (S.A.W.), antaranya, Sabda Rasulullah (S.A.W.) yang bermaksud: “Barangsesiapa yang bershalawat ke atasku dengan sekali Shalawat niscaya Allah (s.w.t) akan bershalawat ke atasnya sepuluh kali”. [Hadith riwayat Imam Muslim daripada Abdullah bin Amru bin Al-‘Ass r.a]. Sabda Rasulullah (S.A.W.) yang bermaksud: “Sesungguhnya manusia yang paling utama denganku pada hari kiamat ialah yang paling banyak bershalawat ke atasku”. [Hadith riwayat Imam Tirmizi daripada Abdullah bin Mas’ud r.a].
  1. Memiliki Banyak Berkah
Bulan Rabiul Awal juga menjadi bulan yang bisa dimanfaatkan untuk sarana sekaligus media berkumpul bersama dengan sesama umat Islam di masjid ataupun majelis majelis dan beberapa tempat lainnya. Ini bertujuan tidak lain tidak bukan adalah untuk menanam, memupuk dan lebih menumbuhkan rasa cinta atau mahabbah kita pada Rasulullah SAW. Apabila kita menyambut Maulidur Rasul, banyak kelebihan-kelebihan yang diperolehi. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: "Barangsiapa yang membesarkan hari kelahiranku niscaya aku akan menjadi penolongnya pada hari kiamat dan barangsiapa membelanjakan untuk majlisku seumpama ia membelanjakan emas sebanyak sebuah gunung untuk agama Allah." Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Radiallahuanhu berkata: "Barangsiapa membesarkan Maulid Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam, maka sesungguhnya ia akan menjadi temanku di dalam syurga." Begitu pula As-Sirri As Saqati berkata: "Barangsiapa pergi ke tempat yang ada dibaca di situ Maulid Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam sesungguhnya dia diberi satu kebun daripada kebun-kebun syurga kerana dia pergi ke tempat itu tidak lain karena cinta kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam." Keberkatan mengadakan Majlis Maulud itu bukan sahaja didapati oleh orang yang mengadakan majlis itu, tetapi seluruh ahli rumah atau orang yang tinggal di tempat itu turut mendapat keberkatannya. Jalalaludin As-Sayuti berkata: "Barangsiapa antara orang Islam yang dibacakan di dalam rumahnya Maulid Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam, niscaya Allah Subhanahu Wataala akan menghilangkan dan menjauhkan kemarau dan kecelakaan, bala, penderitaan, kebencian, hasad, kejahatan dan kecurian terhadap ahli-ahli rumah itu dan apabila dia mati, Allah Subhanahu Wataala akan memudahkan dia menjawab akan soalan-soalan Mungkar dan Nakir dan dia akan mendapat tempat bersama orang-orang yang benar di sisi Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Besar Kerajaan-Nya." Beliau berkata lagi: "Tiada sebuah rumah atau masjid atau tempat-tempat yang dibaca di dalamnya akan Maulid Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam melainkan malaikat-malaikat melindungi ahli-ahli tempat itu dan Allah Subhanahu Wataala akan melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka dan malaikat-malaikat yang berpangkat besar seperti Jibril, Mikail, Israfil mendoakan kebaikan bagi orang-orang yang menganjurkan dan menyebabkan adanya majlis Maulid Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam itu." Lahirnya Rasulullah S.A.W di muka bumi ini adalah sebagai rahmat buat sekalian alam. Justeru itu, bulan Rabiul Awal ini dianggap sebagai bulan pembawa rahmat yang penuh dengan barakah di dalamnya atas sebab kelahiran junjungan Rasulullah S.A.W. Firman Allah S.W.T yang bermaksud; “Dan tiadalah Kami mengutuskan Engkau (wahai Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.” Surah al-Anbiya’: 107
  1. Ungkapan Kecintaan Pada Rasulullah SAW
Rabiul Awal menjadi bulan mengungkapkan akan kecintaan dan kegembiraan dengan Rasulullah SAW. Bahkan, orang kafir sekalipun akan mendapatkan manfaat dengan kegembiraan tersebut. Dalam hadits riwayat Imam al Bukhori dikisahkan saat Tsuwaibah yakni budak perempuan Abu Lahab yang menyampaikan kabar gembira mengenai kelahiran bayi sangat mulia dan Abu Lahab segera memerdekakanTsuwaibah sebagai wujud tanda cinta dan kasih. Karena kegembiraannya tersebut, pada hari kiamat kelak, siksa atas dirinya akan diringankan di setiap hari Senin
  1. Meneguhkan Kecintaan Pada Rasulullah SAW
Rabiul Awal juga menjadi bulan untuk mengembalikan keteguhan cinta pada Rasulullah SAW. Untuk seorang mukmin, kecintaan pada Nabi merupakan sebuah kewajiban dan salah satu cara meningkatkan iman dan taqwa. kecintaan pada Nabi haruslah berada di barisan atas melebihi segalanya bahkan pada keluarga dan diri sendiri. “Tidak sempurna iman salah satu diantara kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia.” [HR. Bukhori Muslim].
  1. Mendapatkan Rahmat Allah SWT
Memperoleh rahmat Allah yakni berupa taman surga dan juga dibangkitkan bersama sama dengan para orang yang masuk ke dalam golongan orang jujur, orang yang mati syahid dan juga orang sholeh. Imam Sirri Saqathi Rahimahullah mengatakan, “Barang siapa menyengaja (pergi) ke suatu tempat yang dalamnya terdapat pembacaan maulid nabi, maka sungguh ia telah menyengaja (pergi) ke sebuah taman dari taman-taman surga, karena ia menuju tempat tersebut melainkan kecintaannya kepada baginda rasul. Rasulullah bersabda: barang siapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di syurga.” Sementara Imam Syafi’i Rohimahullah mengatakan, “Barang siapa yang mengumpulkan saudara-saudara untuk memperingati Maulid nabi, kemudian menyediakan makanan, tempat, dan berbuat kebaikan untuk mereka serta ia menjadi sebab untuk atas dibacakannya maulid nabi, maka Allah akan membangkitkan dia bersama-sama orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang sholeh. Dan dia akan dimasukkan dalam syurga na’im.”
  1. Memuliakan dan Membesarkan Rasulullah SAW
Bulan Rabiul Awal menjadi hari kelahiran Rasulullah SAW dan menjadi hari kebesaran Islam sehingga memiliki arti keindahan tersendiri. Dalam riwayat Qatadah Al Ansari, Nabi ditanya mengenai puasa hari Senin dan Rasulullah SAW bersabda, “Itulah hari yang dilahirkan aku padanya dan diturunkan kenabian keatas ku.” [ Riwayat Muslim dan lainnya].
  1. Melakukan Amal kebaikan
Bulan Rabiul Awal juga menjadi bulan untuk melakukan banyak amal kebaikan seperti yang sudah dilakukan Abu Lahab dengan memerdekakan Suwaibah. Beberapa amal kebaikan yang bisa dilakukan untuk memuliakan hari kelahiran Rasulullah SAW adalah membaca Al Quran, bershalawat, meuji Nabi, memperbanyak sedekah dalam Islam, menjamu makanan untuk orang lain, berbuat banyak kebaikan pada fakir miskin dan banyak lagi yang lainnya. Bulan Rabiul Awal adalah seperti bulan-bulan Islam yang lain maka amalan sunat di bulan Rabiul Awal adalah sama seperti amalan sunat di bulan-bulan yang lain. Kita dianjurkan untuk meningkatkan amalan-amalan fardu dan sunat tanpa mengira di bulan manapun di sepanjang tahun. Amalan-amalan kita itu akan menjadi bekalan untuk kita meneruskan perjalanan ke padang mahsyar kelak. Selain dari itu, kualiti ibadah juga adalah diambil kira. Niat dan keikhlasan mempunyai pengaruh yang amat besar dalam menentukan nilai ibadah kita. Diantara syarat sesuatu ibadah itu diterima ialah niat. Niat itu akan menggambarkan keikhlasan kita. Kerja yang ikhlas akan membawa kepada kesempurnaan dan kesempurnaan akan membawa kepada kepuasan dan kepuasan akan membawa kepada ketenangan..
  1. Dibangkitkan Pada Hari Kiamat
Jika pada Rabiul Awal seseorang mengumpulkan banyak sanak saudaranya untuk menghormati hari kelahiran Rasulullah SAW, maka janji Allah SWT adalah akan membangkitkan di saat hari kiamat dalam Islam kelak. Imam Syafi’i mengatakan jika, “Barang siapa mengumpulkan saudara saudaranya untuk menghormati hari kelahiran Rasulullah SAW yang dengan menyediakan makanan serta berbuat kebaikan pada mereka, maka Alah membangkitkannya di hari kiamat bersama orang orang yang jujur, orang orang yang mati syahid dan orang orang yang shalih dan mereka berada dalam surga yang penuh dengan kenikmatan.”
  1. Mempererat Tali Silaturahmi
Kelebihan lain yang kita dapat ialah merapatkan hubungan sesama insan, apabila menyambut Maulidur Rasul, kita pasti akan berkumpul di tempat yang di adakan majlis tersebut, semasa majlis berlangsung, kita dapat lihat setiap orang bergotong royong melakukan sesuatu pekerjaan yang ditetapkan secara bersendirian atau berkumpulan, hal ini dapat mengeratkan lagi hubungan sesama islam yang lain. Apabila kita berkumpul di dalam satu majlis itu, sedikit sebanyak kita juga dapat mendisiplinkan diri dan mematuhi arahan ketua, kelebihan ini juga, membolehkan kita bersikap menghormati orang lain di samping dapat memupuk semangat bekerjasama antara satu sama lain. Kebiasaannya, majlis Maulid Nabi diadakan di masjid, surau, ataupun di sekolah-sekolah. Dengan adanya majlis seperti ini, kita dapat bekerjasama dan saling bantu membantu antara satu sama lain. Jurang yang memisahkan seseorang  sebelum ini dapat di eratkan dengan melalukan aktiviti seharian yang berlainan seperti bekerja, dapat kita perbaiki dengan menghadiri majlis sebergini. Memupuk semangat perpaduan sesama muslim juga amat disukai oleh Allah s.w.t.  Allah berfirman,  “Berpeganglah kamu kepada tali Allah dan janganlah kamu bercerai berai” [Surah Al-Imran:103] jika bernazar untuk melakukan sesuatu yang baik merupakan doa dan dikira amal soleh. Jelas kepada kita bahwa pembalasan Allah Subhanahu Wataala terhadap kebaikan begitu cepat sehinggakan terdetik sahaja di hati hendak berbuat kebaikan, sudah Allah Subhanahu Wataala akan memberi pembalasan yang tiada ternilai. Menyambut Maulid Nabi bukanlah untuk menjadikannya salah satu perayaan ibadah tapi hanya sekadar untuk mengingati dan mensyukuri akan kelahiran Nabi kita yang menjadi pembimbing kita keluar dari kegelapan. Menurut Ibnu al-Hajj, "Menjadi satu kewajiban bagi kita untuk membanyakkan kesyukuran kita kepada Allah setiap hari Isnin bulan Rabi'ul Awwal kerana Dia telah mengurniakan kepada kita nikmat yang besar iaitu diutusNya Nabi (s.a.w) untuk menyampaikan Islam kepada kita dan menyebarkan islam. Dengan adanya sambutan Maulid Nabi maka kita akan dapat memperkenalkan muslimin siapa itu Nabi Muhammad  SAW dan secara tak langsung kita akan membuatkan hati Muslimin tergerak untuk bershalawat keatas Nabi (s.a.w) ,meniru akhlak nabi dan meniru segala perbuatan baginda dan memuji baginda yang merupakan satu perkara yang diperintahkan oleh Allah di dalam ayat, "Sesungguhnya Allah dan para Malaikat berShalawat keatas Nabi, wahai orang-orang yang beriman ! berShalawatlah kamu dan berilah salam keatasnya". Sambutan ini dilakukan adalah semata untuk memperingati hari kelahiran baginda dan ia secara tidak langsung akan membuka ruang bagi kita untuk memperingati perkara-perkara lain yang berkaitan dengan baginda. Apabila ini kita lakukan, Allah akan ridha pada kita, kerana kita akan lebih bersedia untuk mengetahui sirah baginda dan lebih bersedia untuk mencontohi dan mengamalkan ahklak baginda dan memperbetulkan kesilapan kita. Itulah sebabnya, kenapa sambutan hari lahir baginda merupakan satu rahmat buat kita semua.Kerana baginda adalah ikutan kita dan ia mempunyai akhlak yang mulia sepertimana Firman Allah didalam Al-Quran,  "Sesungguhnya engkau mempunyai ahklak yang mulia"  (al-Qalam: 4). Dan bila kita melewati kembali sirah Nabi, antara lain Nabi mau meningkatkan semangat juang para sahabat yang lain ialah memuji-muji diri baginda dan bercerita mengenai akhlak baginda dengan bersayembara syair. Ini telah dinyatakan oleh Al-hafiz Ibnu Kathir didalam kitabnya bahawa para Sahabat ada meriwayatkan bahawa Nabi (s.a.w) memuji nama baginda dan membaca syair mengenai diri baginda semasa peperangan Hunayn untuk membakar semangat para Sahabat dan menakutkan para musuh. Pada hari itu baginda berkata,"Aku adalah Rasulullah! Ini bukanlah dusta. Aku anak Abdul Mutalib. Rasulullah (s.a.w) sebenarnya amat bergembira dan menyenangi mereka yang memuji baginda kerana merupakan perintah Allah . Apabila kita bersama-sama berkumpul untuk mendekati Nabi (s.a.w), kita sebenarnya juga, melakukan sesuatu untuk mendekatkan diri kita kepada Allah justeru kerana mendekati Nabi (s.a.w) akan membuatkan Allah ridha kepada kita. Terdapat juga hadith riwayat Bukhari didalam al-Adab al-mufrad (bukan semua hadis didalam ini adalah sahih) dan kitab-kitab lain, Rasulullah (s.a.w) bersabda,"Terdapat hikmah di dalam syair"; dan kerana itu bapa saudara Nabi (s.a.w) Al-'Abbas mengarang syair memuji kelahiran Nabi (s.a.w) seperti didalam rangkap berikut: “Dikala dikau dilahirkan , bumi bersinar terang Hinggakan nyaris-nyaris pasak-pasak bumi tidak mampu untuk menanggung cahaya mu, Dan kami dapat terus melangkah Lantaran kerana sinar dan cahaya dan jalan yang terpimpin.” Dalam bulan Rabiul Awal ini juga umat Islam dapat mengingati kisah-kisah para rasul dan nabi. Kisah- kisah ini dapat memberi pengajaran dan tauladan kepada kita semua. Pada bulan ini lah berlakunya beberapa peperangan. Antara peperangan yang berlaku di bulan Rabiul Awal ialah peperangan Safwan (Badar pertama), Bawat, Zi Amar (Ghatfan), Bani An-Nadhir, Daumatul Jandal dan peperangan Bani Lahyan. Setelah hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah bersama-sama para sahabatnya dan diterima baik oleh orang-orang anshar, Islam telah berkembang, tersebar luas dan diterima oleh banyak kabilah-kabilah arab. Kekuatan dan ekonomi Madinah telah menjadi kukuh.  Orang-orang arab Quraisy Makkah tidak senang hati dengan kemajuan ini. Perang Badar merupakan perang pertama yang dilalui oleh umat Islam di Madinah. Ia merupakan isyarat betapa mulianya umat Islam yang berpegang teguh pada tali agama Allah.  Kemenangan besar kaum muslimin tidak terletak pada jumlah tentera yang ikut serta tetapi terkandung dalam kekuatan iman yang tertanam disanubari mereka.  Dengan Keyakinan mereka pada Allah yang sangat kukuh itu, Allah telah menurunkan bantuan ibarat air yang mengalir menuju lembah yang curam.  Tidak  ada sesiapa yang dapat menahan betapa besarnya pertolongan Allah terhadap umat yang senantiasa menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
  1. Bulan Maghfirah (ampunan)
Dengan memperbanyakkan Shalawat kepada junjungan Nabi S.A.W juga dapat membersihkan diri kita daripada segala dosa (kecil). Hal ini sepertimana sabda Baginda Nabi S.A.W yang bermaksud; “Hendaklah kamu bershalawat ke atasku, kerana sesungguhnya shalawat ke atasku adalah kebersihan (keampunan) bagi (dosa) kamu dan mintalah kepada Allah untukku akan wasilah.” Al-Samarqandi dari kitab Tanbih Al-Ghafilin Adapun dosa-dosa besar hanya akan terampun dengan cara bertaubat kepada Allah S.W.T dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. mari kita perbanyak shalawat di bulan maulid yang akan hadir dan memberikan penghormatan yang terbaik dengan menyelenggarakan Maulid Nabi secara khidmat.. bagi saudara saudara ku, adik adik ku sekalian, teman senasib dan sepenangungan ayo kita bershalawat dan memperlancar membaca maulid simtudduror ijazah Habib Syechan Mustafa Al Bahr dengan mengikuti MAULIDFESTIVAL 2019 dan GERAKAN 10,000,000 SHALAWAT dibulan yang mulia ini... semoga kita dapat berkumpul kembali, mendapatkan ridho Allah SWT dan Syafaat dari Baginda Nabi Muhammad SAW.... Sumber : https://tzkrh.com/6-keistimewaan-bulan-Rabiul Awal/ https://khazanah.republika.co.id/berita/pif8f5282/mengapa-tahun-kelahiran-rasulullah-disebut-tahun-gajah-part2 https://www.kompasiana.com/syahirulalimuzer/5a13a6e25a676f6fe4109654/tahun-gajah-dan-kelahiran-nabi-muhammad?page=all https://banjarmasin.tribunnews.com/2018/11/09/keistimewaan-bulan-rabiul-awal-bulan-maulid-yang-penuh-berkah?page=4.

Bagikan :

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Close
Close