Logo Muhammad

PEMBAHASAN 04 : KITAB BULUGHUL MARAM

PEMBAHASAN 04 Kitāb Bulūghul Marām | Kitābul Jami’ Bab 01 | Adab Hadits 03 : Hakekat Kebaikan Dan Dosa (bagian 1) Oleh : Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. ~~~~~~~~~~~~~~~~

بسم اللّه الرحمن الرحيم

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Kita lanjutkan ke hadits berikutnya :

وَ عَنِ النَّوَّاسِ ابْنِ سَمْعَانَ رضي اللّه عنه قَالَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم عَنِ الْبِرِّ وَ اْلأِثْمِ فَقَالَ اَلْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَ اْلأِثْمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاس

Dari shahābat Nawwās bin Sam'ān radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu beliau berkata: "Aku bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tentang makna Al Birr (kebajikan) dan Al Itsm (dosa)". Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata: "Al Birr (kebajikan) adalah akhlaq yang mulia. Adapun Al Itsm (dosa) yaitu apa yang engkau gelisahkan di hatimu dan engkau tidak suka kalau ada orang yang mengetahuinya." (HR Imam Muslim no 4632, versi Syarh Shahih Muslim no 2553) Ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, Shahābat ini bertanya kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, tentunya agar dia bisa beramal. Dan demikianlah adab seorang yang hendak bertanya maka dia niatkan tatkala dia belajar adalah untuk diamalkan. Dan yang ditanya oleh shahābat ini adalah pertanyaan yang sangat indah, tentang "Apa hakikat kebajikan?" dan "Apa hakikat daripada dosa?" Adapun jawaban Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berkaitan dengan hak kebajikan, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam : حُسْنُ الْخُلُق "Akhlaq yang mulia." Padahal kita tahu bahwasanya kebajikan itu mencakup banyak sekali perkara, semua kebaikan adalah kebajikan. Tetapi kenapa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengkhususkan penyebutan husnul khuluq (akhlaq yang mulia)? Ini menunjukkan akan keutamaan dan keistimewaan akhlaq yang mulia. Karenanya sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ini mirip seperti sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam: الْحَجُّ عَرَفَة "Haji adalah 'Arafah." (HR Ahmad no 18023. HR Abū Dāwūd no 1664, versi Baitul Afkar Ad Dauliyah no 1949. HR Tirmidzi no 814, versi Maktabatu al Ma'arif Riyadh no 889, 890. HR Nasāi no 2994, versi Maktabatu al Ma'arif Riyadh no 3044. HR Ibnu Mājah no 3006, versi Maktabatu al Ma'arif Riyadh no 3015) Artinya apa ? Yakni, inti daripada ibadah haji adalah wukuf di padang 'Arafah. Bukan berarti haji cuma wukuf di padang 'Arafah saja, tidak. Ada namanya thawaf, sa'i, ihram, lempar jamarat, mabit di Mina, mabit di Muzdalifah, dan ibadah-ibadah yang lainnya. Ini semua merupakan rangkaian ibadah haji. Tetapi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengkhususkan penyebutan wukuf di padang 'Arafah karena dia adalah inti daripada ibadah haji. Sama seperti "Kebajikan adalah akhlaq yang mulia." Artinya apa? Akhlaq mulia memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Oleh karenanya kalau kita ingin melihat dalil-dalil tentang akhlaq yang mulia sangat banyak. ● Dalil (1) Sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

لَيْسَ شَيْءٌ أَثْقَالُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ

"Tidak ada suatu yang lebih berat dari pada akhlaq yang mulia dalam timbangan pada hari kiamat." (HR Ahmad dari shahābat Abū Dardā, dishahihkan oleh Syaikh Al Albāni dalam Shahīh Al Jāmi') Ini menunjukkan, kalau seseorang memiliki akhlaq yag mulia maka akan sangat memperberat timbangan kebajikannya di hari yang sangat dia butuhkan kebaikan yaitu tatkala hari kiamat kelak. ● Dalil (2) Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan dalam haditsnya :

إنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ

"Sesungguhnya seorang dengan akhlaqnya yang mulia bisa meraih derajat orang yang senantiasa berpuasa sunnah dan senantiasa shalat malam." (HR Ahmad dalam musnadnya nomor 24073) Orang ini mungkin dia jarang shalat malam, mungkin dia jarang puasa sunnah. Tetapi dia akhlaqnya mulia; orang senang dekat sama dia, orang bahagia duduk sama dia, orang senang mendengar wejangan-wejangannya, orang senang mendapatkan bantuannya. Maka meskipun dia jarang shalat malam meskipun dia jarang berpuasa sunnah namun dia mendapat pahala orang-orang seperti itu. Kenapa? Dengan akhlaqnya yang mulia. ● Dalil (3) Sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam :

أَقْربكمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحاسنكمْ أَخْلَاقًا

"Orang yang paling dekat kedudukannya denganku pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaqnya." (HR Tirmidzi nomor 2018, dari shahābat Jābir) Jika anda ingin dekat dengan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pada hari kiamat, perbaiki akhlaq anda karena Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan: "Yang paling dekat dengan aku adalah yang paling baik akhlaqnya".  Ini menunjukkan keutamaan dan keistimewaan akhlak yang mulia, dia adalah amalan yang spesial. Jangan kita sangka amalan itu hanyalah shalat, puasa, zakat ! Akhlaq yang mulia adalah amalan yang sangat spesial yang sangat mulia di sisi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Oleh karenanya seseorang berusaha menghiasi dirinya dengan akhlaq yang mulia, jangan seorang mengatakan : "Saya tidak bisa merubah akhlaq saya." "Saya memang begini modelnya." "Saya diciptakan begini modelnya, tabiat saya memang seperti ini." Kalau akhlaq tidak bisa dirubah, lalu buat apa hadits-hadits yang begitu banyak tentang akhlaq yang mulia? Buat apa ayat-ayat Allah turunkan tentang memotivasi orang-orang berakhlaq mulia? Ini menunjukkan akhlaq bisa dirubah. ✓ Seorang yang pelit bisa jadi orang dermawan. ✓ Seorang yang pemarah bisa jadi seorang yang penyabar. Jangan sampai seorang mengatakan : "Saya memang suka marah." "Saya memang temperamental." "Saya begini tipenya." Jangan seperti itu ! Seperti itu orang bisa merubah akhlaqnya. ● Dalil (4) Dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

"Aku menjamin istana di bagian atas surga bagi orang yang memperindah akhlaqnya." (HR Abu Daud) Dalam riwayat lain :

لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ

"Bagi orang yang memperindah akhlaqnya." Berarti akhlaq itu bisa diperoleh/diraih. ● Dalil (5) Dalam hadits kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

مَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ الله

"Barangsiapa yang berusaha bersabar maka Allah akan jadikan dia penyabar." (HR Bukhāri dan Muslim, dari shahābat Abū Sa'īd Al Khudriy) Orang yang pemarah bisa jadi penyabar. Karenanya, ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla... Inilah keutamaan keistimewaan akhlaq mulia. Para ulama menyebutkan di antara akhlaq mulia, sebagaimana perkataan Ibnul Mubārak : Akhlaq mulia terkumpul pada 3 perkara :

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ حَدَّثَنَا أَبُو وَهْبٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ أَنَّهُ وَصَفَ حُسْنَ الْخُلُقِ فَقَالَ هُوَ بَسْطُ الْوَجْهِ وَبَذْلُ الْمَعْرُوفِ وَكَفُّ الْأَذَى

"Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdah Adl Dlabbi, telah menceritakan kepada kami Abu Wahb dari Abdullah bin Mubarak bahwasanya ia menjelaskan tentang husnul khuluq (akhlak yang baik) seraya berkata, "Berwajah ceria, menebarkan kebaikan dan mencegah keburukan." (HR Tirmidzi no 1928, versi Maktabatu al Ma'arif Riyadh no 2005) Yaitu: Wajah yang sering berseri-seri (senyum).Mudah untuk berbuat baik kepada orang lain. Tidak mengganggu orang lain. Ini 3 rukun akhlaq. Insyā Allāh  kita akan lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.

وبالله التوفيق

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

➖➖➖➖➖➖➖[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Bagikan :

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Close
Close