Logo Muhammad

SEPUTAR SYAFA’AT

  • Syafā’at adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat.
Allâh dan Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafā’at pada hari kiamat. Diantara bentuknya adalah bahwasanya Allāh mengampuni seorang muslim dengan perantara do’a orang yang telah Allāh izinkan untuk memberikan syafa’at. Syafa’at akhirat ini harus kita imani dan kita berusaha untuk meraihnya. Dan modal utama untuk mendapatkan syafā’at akhirat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang dari kesyirikan. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda ketika beliau mengabarkan tentang bahwasanya beliau memiliki syafā’at pada hari kiamat, beliau mengatakan:

فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ الله مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لا يُشْرِكُ بِالله شَيْئًا

“Syafa’at itu akan didapatkan insyā’ Allāh oleh setiap orang yang mati dari umatku yang tidak menyekutukan Allāh sedikitpun.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim) Merekalah orang-orang yang Allāh ridhai karena ketauhidan yang mereka dimiliki. Allâh berfirman:

…وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ…

“…Dan mereka (yaitu para nabi para malaikat & juga yang lain) tidak memberikan syafā’at kecuali bagi orang-orang yang Allāh ridhai…”. (QS. Al-Anbiyaa’: 28) Syafā’at di akhirat ini berbeda dengan syafā’at di dunia. Karena seseorang pada hari kiamat tidak bisa memberikan syafā’at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’ālā, sampai meskipun dia adalah seorang nabi atau seorang malaikat sekalipun. Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta’ālā (yang artinya) : “Tidaklah ada yang memberikan syafa’at di sisi Allāh Ta’ālā kecuali dengan izin-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 255) Oleh karena itu permintaan syafā’at hanya ditujukan kepada Allāh, Zat yang memilikinya. Seperti seseorang mengatakan dalam yang do’anya, “Ya Allāh, aku meminta syafa’at Nabi-Mu .” Ini adalah cara untuk mendapatkan syafā’at yang diperbolehkan. Bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam seperti mengatakan, “Ya Rasūlullāh, berilah aku syafā’atmu.” Atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada makhluk dengan maksud meraih syafā’at dari makhluk tersebut. Karena cara seperti ini adalah cara yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin zaman dahulu. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman (yang artinya) : “Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka & tidak pula memberikan manfaat dan mereka (orang-orang musyrikin) berkata: “Mereka (para sesembahan selain Allah) adalah pemberi syafa’at bagi kami di sisi Allāh”. Katakanlah (hai Muhammad): “Apakah kalian akan mengabarkan kepada Allāh sesuatu yang Allāh tidak ketahui di langit maupun di bumi?”. Maha Suci Allāh dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan.” (QS. Yunus: 18)

وبالله التوفيق والهداية.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Sumber : http://bbg-alilmu.com/archives/13340 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Bagikan :

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Close
Close