Logo Muhammad

“Menjadikan Rumah Syurga”

Semua orang menginginkan rumah tangga layaknya syurga, agar penghuninya betah di dalamnya. Ciri utama penduduk syurga di antaranya : "bicara yang lembut. Tidak suka teriak atau membentak, Kebiasaan berteriak justru merupakan ciri penduduk neraka".... "( QS Fatir : 37 )"

Maka jika ada suara teriakan di dalam rumah, itu artinya suasana Syurga sudah berganti suasana neraka. Kebiasaan teriak atau bicara melebihi desibel suara normal akibatnya akan mengeringkan cinta. Sejatinya, cinta adalah kelembutan.

"Dan tidaklah sesuatu disertai kelembutan kecuali akan memperhiasnya" ( Al Hadits )

Itulah kenapa bukti cinta kepada Allah diminta kita untuk, "Berdzikir dengan suara yang lembut, tidak berteriak di hadapan-Nya." "( QS Al-A'raf : 205 )"

Kebiasaan berteriak di dalam rumah tangga sejatinya akan mengurangi rasa cinta. Penting bagi setiap keluarga yang merindukan suasana Syurga, agar mengurangi teriakan di dalam rumah, terlebih untuk anak-anak kita. Kebiasaan berteriak atau membentak di depan anak diakui oleh para ahli akan mengaktifkan batang otak anak. itu yang disebut otak reptil atau otak refleks. Anak cenderung merespon masalah tanpa berpikir. Diledek teman refleks memukul. Ini tersebab batang otaknya lebih dominan daripada korteksnya, yang mengajak dia untuk tidak berpikir. Anak yang batang otaknya menebal cenderung merespon sesuatu dengan prinsip 'flight or fight'. Solusi akan jarang keluar dari anak dengan model begini. Yang ada adalah memuaskan emosi serta ego nya semata. Maka, anak-anak atau orang yang gampang marah, tawuran dan lain sebagainya, bisa dibilang karena batang otaknya cenderung lebih dominan. Dan kalau ditelusuri penyebab awalnya, yakni kebiasaan dibentak atau diteriaki dari kecil baik oleh orang Tua atau guru di sekolah. Dampak berikutnya dari kebiasaan berteriak di hadapan anak adalah: menghancurkan sel-sel otaknya. Satu kali teriakan kepada anak di bawah usia 5 tahun akan menghancurkan 10 ribu sel otaknya dari setiap teriakan. Hitung deh sudah berapa kali bentak anak. Kalikan 10 ribu. Maka, itulah dosa kita yang membuat anak kita gak pintar-pintar. Berteriak itu belum tentu membentak. Bisa jadi sekedar bercanda untuk menyemangati. Ini tetap berbahaya dan terlarang untuk dilakukan. Kalau mau , teriak di lapangan saja, di mana jarak ke anak kira-kira seratus meter, kembali kepada inti Rumah Tangga Surga. Yakni kebiasaan bicara lembut. Bahkan lebih baik berbisik-bisik di telinga anak untuk tumbuhkan cinta. Tentu kelembutan ini bukan berarti mengabaikan ketegasan. Sebab ketegasan itu bisa dilakukan tanpa harus berteriak-teriak. Jadi, jika ada yang teriak-teriak di rumah kita, katakan : ~ Ini Rumah Syurga. ~ Di syurga bicaranya lembut. ~ Hanya penduduk neraka yang suka teriak. Kesimpulannya, jika ingin memperbaiki pola asuh dan hubungan harmonis dalam rumah tangga, perbaiki cara komunikasi kita, Dengan perbaikan komunikasi maka menjadi baiklah amalan kita yang lainnya.

Mari kita perbaiki komunikasi dalam keluarga kita, suami, istri terutama pada anak-anak kita, yang pada dasarnya mereka tidak ingin dibentak atau diteriaki. Semoga kita berhasil menjadi orang tua yang sukses. Semoga kita bisa mewujudkan keluarga yang Sakinah mawaddah warahmah Aamiin yaa Robbal'alamiin
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Bagikan :

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Close
Close