Berikut merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan KH. Arifin Ilham yang telah dipublikasikan di Facebook Pages beliau, semoga berkenan…
➡ Pertama ⬅ karena memang belum mengenal ALLAH kecuali sebatas Tuhan, belum mengenal Sifat, Af'al dan AsmaNYA, DIA yang menciptakan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, aku, tubuhku, mataku, telingaku, jantungku, istriku, anak-anakku, semua yang kulihat, semua yang kudengar, semua yang bergerak, semua yang berada di langit dan dibumi, semua dihidupkanNYA "Al Muhyi" dan semua akan dimatikanNYA "Al Mumiitu", semua tunduk dalam kehendak "Al Muriidu" dan kekuasaanNYA "Al Qodiiru", DIAlah yang mengatur semuanya "Ar Robbu", DIAlah yang mengusai sekaligus memiliki semuanya "Al Maaliku" (QS3:26-27). DIa Maha Menatap "Al Bashiiru" tahu persis hati, pikiran dan lintasan pikiran kita dan DIA Maha Mendengar "As Samiiu'" mendengar gesekan daun, langkah semut dan rintihan hati hambaNYA, Lantas sadarkah kita bahwa DIA YANG SEGALA GALANYA yang kita hadapi dalam sholat selama ini?, Bisakah hati dan pikiran kita lari saat sholat sementara DIA MENATAP hati pikiran kita? Kalau begitu kok bisa ma'siyat sementara DIA TERUS MENERUS MEMPERHATIKAN kita?
➡ Kedua ⬅ Karena belum faham bacaan, makna, hikmah, keutamaan, syarat dan rukun sholat, maka jadilah "sukaaro" sholat mabuk alias sholat tanpa rasa, tanpa pemahaman, tanpa penghayatan, tanpa keyaqinan, kosong, hampa, seakan robot jasad tanpa ruh, "alkusaala" malah terasa beban, buru buru pengen cepat selesainya, kebiasaannya menunda nunda waktunya, gerak sholatnya cepat seperti ayam matok. surah dan bacaan sholatpun komai kamit. Sahabatku, simaklah Kalam ALLAH ini, "...JANGANLAH KALIAN MENEGAKKAN SHOLAT, SEDANGKAN KALIAN DALAM KEADAAN MABUK, SAMPAI KALIAN BENAR BENAR FAHAM APA APA YANG KALIAN BACA DALAM SHOLAT KALIAN" (QS4:43). Lihat orang mabuk berkata berbuat tetapi tidak sadar apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat, lihat orang sholat berdiri, bertakbir, baca ayat, ruku', sujud, tahiyyat dan salam, tetapi tidak sadar bahwa ia sedang berdiri, ruku' sujud menghadap PENCINTA LANGIT dan BUMI...tidak sadar bahwa ia sedang berdialog dengan PENCIPTA DIRINYA, YANG MAHA MENENTUKAN SEGALA GALANYA! ➡ Ketiga ⬅ karena tidak sadar bahwa sholat itu adalah "Almuhadatsah bainal makhluqi wa Khooliqi" dialog hamba kepada Kholiqnya, "Apabila salah seorang dari kalian sholat, sebenarnya ia sedang berkomukasi dengan ALLAH" (HR Bukhori Muslim). Coba perhatikan dari adzan, panggilan waktu menghadapNYA, yang dipanggil pun yang berSYAHADAT, "Asyhaaduallaa ilaaha illallah wa ashhadu anna Muhammadar Rasulullah", yang tidak beriman tidak dipanggil Rasulullah mengingatkan, "Yang membedakan kita dengan orang kafir adalah sholat, maka siapa dengan SENGAJA MENINGGALKAN SHOLAT maka sungguh ia sudah BERPERANGAI seperti orang kafir". Menutup aurat karena memang menghadapNYA, menghadap qiblat karena memang fokus jasad ruh, hati pikiran kepadaNYA, apalagi berjamaah jadi rapi shof, dan seluruh duniapun satu arah qiblat, lalu bersuci karena memang menghadap MAHA SUCI, lalu berdiri tegap, takbir, membaca ifitah "inn wajjahtu wajhiyalilldzi fathoros samaawati wal ardho" hamba datang menghadapMU duhai PENCIPTA LANGIT dan bumi, tunduk patuh taat padaMU...inilah diantara komunikasi sholat yang belum difahami, lantas bagaimana khusyu' tanpa kesadaran ini? ➡ Keempat ⬅ karena sedikit kita yang faham bahwa dalam sholat Ta'kala membaca Alfatihah terjadi dialog hamba dengan RABBnya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Barang siapa membaca surat al-Fatihah, setiap ayat yang dibaca itu langsung dijawab oleh ALLAH", lalu Rasulullah menyampaikan ketika seorang hamba berkata, ''Segala puji bagi ALLAH, TUHAN seru sekalian alam". ALLAH menjawab, "Hamba-KU telah memuji-KU". Seorang hamba berkata, ''Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang". ALLAH menjawab, "Hamba-KU memuji-KU". Seorang hamba berkata, ''RAJA di Hari Pengadilan". ALLAH menjawab, "Hamba-KU mengagungkan Diri-KU. Hamba-KU berserah diri kepada-KU". Seorang hamba berkata, ''Hanya ENGKAUlah yang kami sembah, dan hanya kepada-MU kami memohon pertolongan". ALLAH menjawab, "Inilah pertengahan antara AKU dan hamba-KU, dan bagi hamba-KU apa yang dia minta AKU berikan". Seorang hamba berkata, ''Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan yang telah ENGKAU anugerahkan kepada mereka, bukan mereka yang kena murka dan bukan mereka yang sesat.'' ALLAH menjawab, "Ini milik hamba-KU, dan bagi hamba-KU apa yang dia minta AKU berikan". (Hadist Qudsi, HR Muslim). Karena itu sahabatku, mulailah bacanya pelan2 dengan kesadaran dan keyaqinan "THUMA'NINAH", sungguh ALLAH menjawab setiap ayat yang kita baca. ➡ Kelima ⬅ karena "Hubbub Dunya" sangat mencintai dunia, "the money is the first and the final of life, no money no happy" sehingga hati pikirannya selalu dipenuhi oleh segala sesuatu yang bersifat duniawi, duit, dolar, makan minum, keluarga, target2 bisnis, masalah2, berkhayal dan sebagainya, dan itulah yang di ingat ingat dalam sholat, sampai apa yang disebut oleh Rasulullah, "hatta yansa kam rok atan laka" sampai ia lupa sudah BERAPA RAKAAT IA SUDAH SHOLAT", maka tidak heran saat sholat yang semestinya hati pikirannya fokus dalam sholat malah ingat dunia. Sahabatku, simaklah Kalam ALLAH surah Al Maa'uun ayat 4 dan 5, "CELAKALAH orang2 yang mengerjakan sholat yang HATI PIKIRANNYA LALAI kepada ALLAH". Lalai hatinya karena dunia "ball tu'tsiruunal hayaatad dunya" (QS 87:16). Karena itu sadarilah hidup kita tidak lama di dunia yang fana ini, sholatlah seakan sholat terakhir hidup, simaklah sabda Rasulullah, "Bila engkau melakukan sholat maka sholatlah kamu, seperti orang yang akan meninggalkan alam fana" (HR Ibnu Majah dan Imam Ahmad). ➡ Keenam ⬅ karena makan minum yang haram, baik secara zat "Lizaatihi" seperti, anjing, babi, alkohol, narkoba dan sebagainya, atau cara mencarinya dengan cara haram, "linailihi", walaupun halal zatnya seperti makan tempe tahu halal tetapi karena cara mencarinya dengan berdusta, menipu, sumpah palsu, terima sogokan, korupsi dan sebagainya, maka tetap haram, seakan ia makan Tempe tahu tetapi sebenarnya ia makan anjing dan babi, itulah yang disebut "rijsun min amalisy syaithon". Najis karena amalnya, atau "roddudzdzakaat" karena menolak zakat, maka hartanya bercampur dengan hak faqir miskin, kotorlah hartanya. Semuanya menjadi hijab hati dan hijab hubungan kepada ALLAH, walhasil sholatnya pun tidak diterima, ALLAH "SUBBUUHUN" MAHA SUCI hanya menerima yang suci. Ingat komentar Rasul pada orang yang menangis tatkala berdoa, "hampir saja aku mengira doanya diijabah ALLAH, namun Jibril memberitahuku bahwa orang itu suka menipu, lantas bagaimana ALLAH menjawab si penipu, pakaian dan makanannya dari hasil menzholimi orang lain?" SADARILAH saat sholat kita BERHADAPAN ZAT YANG MAHA SUCI! ➡ Ketujuh ⬅ karena sholatnya masih disertai "Al fahsyau" berbuat ma' siyat seperti berdusta, mabuk, buka aurat, berjudi, berzina, dari zina mata melihat yang porno, tangan meraba, pikiran berkhayal sampai zina kemaluan, "adzdzunuubu kaafilatul quluubi" dosa dosa ma'siyat itu menjadi "cover" penutup hati, Alwaqi, guru imam Syafii' berkata, "nurullahi la yuhda lil a'shi", sungguh cahaya NUR HIDAYAH ALLAH tidak akan masuk pada hati yang tertutup gelap karena ma'siyat. Inilah kebanyakan yang terjadi pada "tukang sholat" bukan "Penegak Sholat", STMJ sholat rajin ma'siyat tekun, ritual rutinitas tanpa disertai amal yang berkwalitas, hasilnya lagi lagi kosong, tidak ada "atsar" pengaruh, ini sekaligus menjadi jawaban mengapa ada orang sholat tetapi sulit khusyu'...ya bagaimana khusyu' ma'siyat terus sich!. Imam Ghazali berkata, "Sungguh, sekali dusta sudah cukup membuat sholatnya terhijab kepada RABBnya". ➡ Kedelapan ⬅ karena sholatnya disertai "al mungkar", berbuat zholim, menganiaya, menipu, menggunjing, memfitnah, merendahkan orang lain, menghina, memukul apalagi sampai membunuh orang lain. Ini pun menjadi HIJAB BESAR, karena ALLAH hanya menerima ibadah yang membuat hamba itu MENGHINAKAN DIRI dihadapanNYA dan yang MEMBUAT dirinya BERAHKLAK MULIA kepada MAHLUKNYA. Cukup sholat itu akan dianggap dusta kalau tidak memperhatikan yatim piatu dan faqir miskin (QS 107:1-3). "Cuek, masa bodoh, pelit, emangnya gue pikiran"dan sebagainya sudah cukup dianggap pendusta sholat, pendusta agama apalagi sampai berbuat aniaya, dan ini semua bukan akhlak hamba ALLAH yang sholat, orang sholat itu belas kasih, santun, pemaaf, murah senyum, dermawan dan rendah hati. ➡ Kesembilan ⬅ karena "Ath thobiah assayyiah" masih punya sifat tabiat buruk seperti sombong, diam diam merendahkan orang lain, dengki, dendam, pemarah, buruk sangka, riya, sum'ah, ujub bangga diri dan sebagainya. Sehingga sholatnya tidak membawa pengaruh apa apa bahkan bisa jadi sholatnya menjadi fitnah karena ia melakukan bukan karena ALLAH, tetapi "Yurounnaas" riya, karena ingin pujian dan perhatian manusia (QS 107:6) atau diam diam saat sholat karena diangkat sbg imam atau pandai ilmu atau bacaannya sangat bagus atau karena rajinnya sholat ia bangga diri, dalam hatinya, "tidak ada orang lebih pantas menjadi imam selain aku", "tidak ada orang sealim aku di musholla ini", "tidak ada suara sebagus bacaanku" dst. Inilah yang disebut ujub, "innama yataqobbALLAH minal mutawadhiin" ALLAH hanya menerima hamba yang benar-benar lurus niatnya disertai penuh kerendahan diri dihadapanNYA, SUBHANALLAH. ➡ Kesepuluh ⬅ karena "goirul isti'daadi" tidak mempersiapkan diri secara maksimal menghadap ALLAH, seperti pakaian kurang bersih, kurang rapi padahal ada pakaian bersih dan rapi, mukena yang bau apek atau badan yang masih kotor padahal masih bisa membersihkan, atau tempat ibadah kurang bersih, atau dengan sengaja mengulur ulur waktu sholat, Imam Ghazali berkata, "Siapa dengan sengaja mengulur waktu sholat tanpa alasan yang dibenarkan Syar'i maka sungguh setengah kekhusyuan telah hilang dari sholatnya", berarti orang yang memperhatikan sholat diawal waktu itu sungguh telah meraih setengah kekhusyuan. Kemudian membiarkan diri tidak faham sholat dengan tidak mau meningkatkannya untuk belajar, akhirnya sholat hanya sekedarnya maka hasilnyapun sekedarnya, tidak heran sholatnya tidak berpengaruh dalam kesehariannya. Sahabatku, tentu beda hasilnya mereka yang sungguh2 belajar dan mempersiapkan diri untuk sholat dengan yang sekedarnya, atau malas sholat, sahabatku. ➡ Kesebelas ⬅ karena "hubbul mubaahah wal karoohah" membiasakan bersenang senang dengan yang mubah dan yang makruh, seperti berlama lama nongkrong depan Tv, berlama lama nonton film, berlama lama dengar musik, asyik dengan hobby, seperti berjam jam main FB, catur, mancing, banyak bicara yang tidak perlu, kuat sekali merokoknya bahkan sudah nyandu, makan terlalu kenyang, terlalu banyak bercanda dan tertawa, terlalu lama tidur dan sebagainya, hal hal inilah yang membuat hati lupa dan lalai pada ALLAH, kalau dibiarkan terus hati keras maka semakin sulit merasakan kekhusyuan. Cobalah sahabatku, 3 hari saja tidak menonton TV, sibukkan diri dengan khatam Alqur'an, tidak bicara kecuali yang penting dengan tetap menjaga kesantunan, niscaya akan merasakan SUASANA BERBEDA, lebih nikmat beribadah, karena kekhusyuan itu berangkat dari hati yang lembut, bersih dan terjaga. "Sungguh beruntunglah orang-orang beriman yang selalu menjaga KESUCIAN HATInya dengan ZIKIR dan SHOLAT (QS 87:14-15), @yunsriway #yunsriway Semoga Bermanfaat 😊#BACA_YA_AKHY_WA_UKHTYKU_FILLAH #BACA_SAMPAI_SELESAI_ #IN_SYAA_ALLAH_BERMANFAAT MENGAPA SULIT KHUSYU DALAM SHALAT ? Berikut merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan KH. Arifin Ilham yang telah dipublikasikan di Facebook Pages beliau, semoga berkenan… ➡ Pertama ⬅ karena memang belum mengenal ALLAH kecuali sebatas Tuhan, belum mengenal Sifat, Af'al dan AsmaNYA, DIA yang menciptakan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, aku, tubuhku, mataku, telingaku, jantungku, istriku, anak-anakku, semua yang kulihat, semua yang kudengar, semua yang bergerak, semua yang berada di langit dan dibumi, semua dihidupkanNYA "Al Muhyi" dan semua akan dimatikanNYA "Al Mumiitu", semua tunduk dalam kehendak "Al Muriidu" dan kekuasaanNYA "Al Qodiiru", DIAlah yang mengatur semuanya "Ar Robbu", DIAlah yang mengusai sekaligus memiliki semuanya "Al Maaliku" (QS3:26-27). DIa Maha Menatap "Al Bashiiru" tahu persis hati, pikiran dan lintasan pikiran kita dan DIA Maha Mendengar "As Samiiu'" mendengar gesekan daun, langkah semut dan rintihan hati hambaNYA, Lantas sadarkah kita bahwa DIA YANG SEGALA GALANYA yang kita hadapi dalam sholat selama ini?, Bisakah hati dan pikiran kita lari saat sholat sementara DIA MENATAP hati pikiran kita? Kalau begitu kok bisa ma'siyat sementara DIA TERUS MENERUS MEMPERHATIKAN kita? ➡ Kedua ⬅ Karena belum faham bacaan, makna, hikmah, keutamaan, syarat dan rukun sholat, maka jadilah "sukaaro" sholat mabuk alias sholat tanpa rasa, tanpa pemahaman, tanpa penghayatan, tanpa keyaqinan, kosong, hampa, seakan robot jasad tanpa ruh, "alkusaala" malah terasa beban, buru buru pengen cepat selesainya, kebiasaannya menunda nunda waktunya, gerak sholatnya cepat seperti ayam matok. surah dan bacaan sholatpun komai kamit. Sahabatku, simaklah Kalam ALLAH ini, "...JANGANLAH KALIAN MENEGAKKAN SHOLAT, SEDANGKAN KALIAN DALAM KEADAAN MABUK, SAMPAI KALIAN BENAR BENAR FAHAM APA APA YANG KALIAN BACA DALAM SHOLAT KALIAN" (QS4:43). Lihat orang mabuk berkata berbuat tetapi tidak sadar apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat, lihat orang sholat berdiri, bertakbir, baca ayat, ruku', sujud, tahiyyat dan salam, tetapi tidak sadar bahwa ia sedang berdiri, ruku' sujud menghadap PENCINTA LANGIT dan BUMI...tidak sadar bahwa ia sedang berdialog dengan PENCIPTA DIRINYA, YANG MAHA MENENTUKAN SEGALA GALANYA! ➡ Ketiga ⬅ karena tidak sadar bahwa sholat itu adalah "Almuhadatsah bainal makhluqi wa Khooliqi" dialog hamba kepada Kholiqnya, "Apabila salah seorang dari kalian sholat, sebenarnya ia sedang berkomukasi dengan ALLAH" (HR Bukhori Muslim). Coba perhatikan dari adzan, panggilan waktu menghadapNYA, yang dipanggil pun yang berSYAHADAT, "Asyhaaduallaa ilaaha illallah wa ashhadu anna Muhammadar Rasulullah", yang tidak beriman tidak dipanggil Rasulullah mengingatkan, "Yang membedakan kita dengan orang kafir adalah sholat, maka siapa dengan SENGAJA MENINGGALKAN SHOLAT maka sungguh ia sudah BERPERANGAI seperti orang kafir". Menutup aurat karena memang menghadapNYA, menghadap qiblat karena memang fokus jasad ruh, hati pikiran kepadaNYA, apalagi berjamaah jadi rapi shof, dan seluruh duniapun satu arah qiblat, lalu bersuci karena memang menghadap MAHA SUCI, lalu berdiri tegap, takbir, membaca ifitah "inn wajjahtu wajhiyalilldzi fathoros samaawati wal ardho" hamba datang menghadapMU duhai PENCIPTA LANGIT dan bumi, tunduk patuh taat padaMU...inilah diantara komunikasi sholat yang belum difahami, lantas bagaimana khusyu' tanpa kesadaran ini? ➡ Keempat ⬅ karena sedikit kita yang faham bahwa dalam sholat Ta'kala membaca Alfatihah terjadi dialog hamba dengan RABBnya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Barang siapa membaca surat al-Fatihah, setiap ayat yang dibaca itu langsung dijawab oleh ALLAH", lalu Rasulullah menyampaikan ketika seorang hamba berkata, ''Segala puji bagi ALLAH, TUHAN seru sekalian alam". ALLAH menjawab, "Hamba-KU telah memuji-KU". Seorang hamba berkata, ''Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang". ALLAH menjawab, "Hamba-KU memuji-KU". Seorang hamba berkata, ''RAJA di Hari Pengadilan". ALLAH menjawab, "Hamba-KU mengagungkan Diri-KU. Hamba-KU berserah diri kepada-KU". Seorang hamba berkata, ''Hanya ENGKAUlah yang kami sembah, dan hanya kepada-MU kami memohon pertolongan". ALLAH menjawab, "Inilah pertengahan antara AKU dan hamba-KU, dan bagi hamba-KU apa yang dia minta AKU berikan". Seorang hamba berkata, ''Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan yang telah ENGKAU anugerahkan kepada mereka, bukan mereka yang kena murka dan bukan mereka yang sesat.'' ALLAH menjawab, "Ini milik hamba-KU, dan bagi hamba-KU apa yang dia minta AKU berikan". (Hadist Qudsi, HR Muslim). Karena itu sahabatku, mulailah bacanya pelan2 dengan kesadaran dan keyaqinan "THUMA'NINAH", sungguh ALLAH menjawab setiap ayat yang kita baca. ➡ Kelima ⬅ karena "Hubbub Dunya" sangat mencintai dunia, "the money is the first and the final of life, no money no happy" sehingga hati pikirannya selalu dipenuhi oleh segala sesuatu yang bersifat duniawi, duit, dolar, makan minum, keluarga, target2 bisnis, masalah2, berkhayal dan sebagainya, dan itulah yang di ingat ingat dalam sholat, sampai apa yang disebut oleh Rasulullah, "hatta yansa kam rok atan laka" sampai ia lupa sudah BERAPA RAKAAT IA SUDAH SHOLAT", maka tidak heran saat sholat yang semestinya hati pikirannya fokus dalam sholat malah ingat dunia. Sahabatku, simaklah Kalam ALLAH surah Al Maa'uun ayat 4 dan 5, "CELAKALAH orang2 yang mengerjakan sholat yang HATI PIKIRANNYA LALAI kepada ALLAH". Lalai hatinya karena dunia "ball tu'tsiruunal hayaatad dunya" (QS 87:16). Karena itu sadarilah hidup kita tidak lama di dunia yang fana ini, sholatlah seakan sholat terakhir hidup, simaklah sabda Rasulullah, "Bila engkau melakukan sholat maka sholatlah kamu, seperti orang yang akan meninggalkan alam fana" (HR Ibnu Majah dan Imam Ahmad). ➡ Keenam ⬅ karena makan minum yang haram, baik secara zat "Lizaatihi" seperti, anjing, babi, alkohol, narkoba dan sebagainya, atau cara mencarinya dengan cara haram, "linailihi", walaupun halal zatnya seperti makan tempe tahu halal tetapi karena cara mencarinya dengan berdusta, menipu, sumpah palsu, terima sogokan, korupsi dan sebagainya, maka tetap haram, seakan ia makan Tempe tahu tetapi sebenarnya ia makan anjing dan babi, itulah yang disebut "rijsun min amalisy syaithon". Najis karena amalnya, atau "roddudzdzakaat" karena menolak zakat, maka hartanya bercampur dengan hak faqir miskin, kotorlah hartanya. Semuanya menjadi hijab hati dan hijab hubungan kepada ALLAH, walhasil sholatnya pun tidak diterima, ALLAH "SUBBUUHUN" MAHA SUCI hanya menerima yang suci. Ingat komentar Rasul pada orang yang menangis tatkala berdoa, "hampir saja aku mengira doanya diijabah ALLAH, namun Jibril memberitahuku bahwa orang itu suka menipu, lantas bagaimana ALLAH menjawab si penipu, pakaian dan makanannya dari hasil menzholimi orang lain?" SADARILAH saat sholat kita BERHADAPAN ZAT YANG MAHA SUCI! ➡ Ketujuh ⬅ karena sholatnya masih disertai "Al fahsyau" berbuat ma' siyat seperti berdusta, mabuk, buka aurat, berjudi, berzina, dari zina mata melihat yang porno, tangan meraba, pikiran berkhayal sampai zina kemaluan, "adzdzunuubu kaafilatul quluubi" dosa dosa ma'siyat itu menjadi "cover" penutup hati, Alwaqi, guru imam Syafii' berkata, "nurullahi la yuhda lil a'shi", sungguh cahaya NUR HIDAYAH ALLAH tidak akan masuk pada hati yang tertutup gelap karena ma'siyat. Inilah kebanyakan yang terjadi pada "tukang sholat" bukan "Penegak Sholat", STMJ sholat rajin ma'siyat tekun, ritual rutinitas tanpa disertai amal yang berkwalitas, hasilnya lagi lagi kosong, tidak ada "atsar" pengaruh, ini sekaligus menjadi jawaban mengapa ada orang sholat tetapi sulit khusyu'...ya bagaimana khusyu' ma'siyat terus sich!. Imam Ghazali berkata, "Sungguh, sekali dusta sudah cukup membuat sholatnya terhijab kepada RABBnya". ➡ Kedelapan ⬅ karena sholatnya disertai "al mungkar", berbuat zholim, menganiaya, menipu, menggunjing, memfitnah, merendahkan orang lain, menghina, memukul apalagi sampai membunuh orang lain. Ini pun menjadi HIJAB BESAR, karena ALLAH hanya menerima ibadah yang membuat hamba itu MENGHINAKAN DIRI dihadapanNYA dan yang MEMBUAT dirinya BERAHKLAK MULIA kepada MAHLUKNYA. Cukup sholat itu akan dianggap dusta kalau tidak memperhatikan yatim piatu dan faqir miskin (QS 107:1-3). "Cuek, masa bodoh, pelit, emangnya gue pikiran"dan sebagainya sudah cukup dianggap pendusta sholat, pendusta agama apalagi sampai berbuat aniaya, dan ini semua bukan akhlak hamba ALLAH yang sholat, orang sholat itu belas kasih, santun, pemaaf, murah senyum, dermawan dan rendah hati. ➡ Kesembilan ⬅ karena "Ath thobiah assayyiah" masih punya sifat tabiat buruk seperti sombong, diam diam merendahkan orang lain, dengki, dendam, pemarah, buruk sangka, riya, sum'ah, ujub bangga diri dan sebagainya. Sehingga sholatnya tidak membawa pengaruh apa apa bahkan bisa jadi sholatnya menjadi fitnah karena ia melakukan bukan karena ALLAH, tetapi "Yurounnaas" riya, karena ingin pujian dan perhatian manusia (QS 107:6) atau diam diam saat sholat karena diangkat sbg imam atau pandai ilmu atau bacaannya sangat bagus atau karena rajinnya sholat ia bangga diri, dalam hatinya, "tidak ada orang lebih pantas menjadi imam selain aku", "tidak ada orang sealim aku di musholla ini", "tidak ada suara sebagus bacaanku" dst. Inilah yang disebut ujub, "innama yataqobbALLAH minal mutawadhiin" ALLAH hanya menerima hamba yang benar-benar lurus niatnya disertai penuh kerendahan diri dihadapanNYA, SUBHANALLAH. ➡ Kesepuluh ⬅ karena "goirul isti'daadi" tidak mempersiapkan diri secara maksimal menghadap ALLAH, seperti pakaian kurang bersih, kurang rapi padahal ada pakaian bersih dan rapi, mukena yang bau apek atau badan yang masih kotor padahal masih bisa membersihkan, atau tempat ibadah kurang bersih, atau dengan sengaja mengulur ulur waktu sholat, Imam Ghazali berkata, "Siapa dengan sengaja mengulur waktu sholat tanpa alasan yang dibenarkan Syar'i maka sungguh setengah kekhusyuan telah hilang dari sholatnya", berarti orang yang memperhatikan sholat diawal waktu itu sungguh telah meraih setengah kekhusyuan. Kemudian membiarkan diri tidak faham sholat dengan tidak mau meningkatkannya untuk belajar, akhirnya sholat hanya sekedarnya maka hasilnyapun sekedarnya, tidak heran sholatnya tidak berpengaruh dalam kesehariannya. Sahabatku, tentu beda hasilnya mereka yang sungguh2 belajar dan mempersiapkan diri untuk sholat dengan yang sekedarnya, atau malas sholat, sahabatku. ➡ Kesebelas ⬅ karena "hubbul mubaahah wal karoohah" membiasakan bersenang senang dengan yang mubah dan yang makruh, seperti berlama lama nongkrong depan Tv, berlama lama nonton film, berlama lama dengar musik, asyik dengan hobby, seperti berjam jam main FB, catur, mancing, banyak bicara yang tidak perlu, kuat sekali merokoknya bahkan sudah nyandu, makan terlalu kenyang, terlalu banyak bercanda dan tertawa, terlalu lama tidur dan sebagainya, hal hal inilah yang membuat hati lupa dan lalai pada ALLAH, kalau dibiarkan terus hati keras maka semakin sulit merasakan kekhusyuan. Cobalah sahabatku, 3 hari saja tidak menonton TV, sibukkan diri dengan khatam Alqur'an, tidak bicara kecuali yang penting dengan tetap menjaga kesantunan, niscaya akan merasakan SUASANA BERBEDA, lebih nikmat beribadah, karena kekhusyuan itu berangkat dari hati yang lembut, bersih dan terjaga. "Sungguh beruntunglah orang-orang beriman yang selalu menjaga KESUCIAN HATInya dengan ZIKIR dan SHOLAT (QS 87:14-15),
0 Comments